KANAL24, Jakarta – Pemerintah Indonesia mulai mengambil langkah-langkah antisipatif dan responsif atas perkembangan terkini virus corona yang melanda China. Sebab virus ini berpotensi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi China sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Arif Baharudin, mengatakan Indonesia akan menjadi salah satu negara yang akan terkena imbasnya apabila ekonomi China melambat karena dampak dari virus corona.
Untuk mengantisipasi hal itu, kata Arif pemerintah akan mempercepat realisasi belanja kementerian atau lembaga terutama belanja bantuan sosial serta belanja non operasional.
“Pemerintah juga akan menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata,” kata Arif dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Selanjutnya, pemerintah Indonesia mendorong dan mempercepat belanja padat karya untuk kegiatan produktif yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti belanja infrastruktur di pusat dan daerah. Selain itu mengoptimalkan peran APBN sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi ekonomi (countercyclical) dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali.
“Kemudian kita juga mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk perluasan sasaran,” ulas dia.
Meski akan turut terkena imbasnya, Arif menjelaskan bahwa dampaknya bagi Indonesia tidak sebesar negara-negara lain, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, atau Singapura. Hal itu karena negara-negara tersebut mempunyai hubungan lebih besar terhadap ekonomi Tiongkok dibandingkan dengan Indonesia – Tiongkok.
“Dampak virus corona jelas terasa pada pergerakan arus orang dari Tiongkok ke Indonesia setelah diberlakukannya larangan penerbangan dari atau ke Tiongkok. Pergerakan penumpang masuk asal Tiongkok mencapai puncak di tanggal 25 Januari 2020 dan mengalami penurunan hingga saat ini jumlah penumpang Tiongkok mencapai kurang dari 500 orang,” pungkas dia.(sdk)