KANAL24, Jakarta – April 2020 akan menjadi bulan yang ditunggu para lulusan SMA/SMK sederajat dan perguruan tinggi yang baru saja lulus. Sebab, pemerintah memastikan bahwa Kartu Pra Kerja akan mulai bergulir di bulan tersebut.
Dengan anggaran yang disediakan mencapai Rp10 triliun, Diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, para lulusan SMA/SMK dan Perguruan tinggi baru serta korban PHK berhak menerima Kartu Pra Kerja.
Penerima Kartu Pra Kerja akan dibayar Rp500.000 per bulan selama menjalani kursus. Uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka mencari pekerjaan.
Moeldoko menjamin para calon peserta tak akan dipersulit, cara untuk mengakses program Kartu Pra Kerja cukup dengan mendaftar melalui aplikasi yang dikelola oleh project management officer (PMO) yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Tak hanya itu, para calon peserta juga harus mendaftarkan diri ke Balai Latihan Kerja (BLK) yang telah terverifikasi kemudian akan diwawancara dengan tujuan mengetahui kondisi dan semangat bekerja para calon peserta.
Setelah para calon peserta sudah diterima, pemilik Kartu Pra Kerja juga harus mengikuti kursus dan memasukkan soal seputar materi pelatihan dan dibayar Rp100 ribu.
Program Kartu Pra Kerja yang akan digaji setiap bulannya selama menjalani kursus dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mereka selama proses pencarian kerja.
Namun diungkapkan Moeldoko, tidak benar bahwa Kartu Pra Kerja hanya menggaji pengangguran, dijelaskan bahwa pemerintah justru menyiapkan para pencari kerja agar benar-benar siap berkarya dengan baik saat terjun ke dunia kerja.
“Kalau pemerintah menggaji pengangguran, itu pandangannya memang tidak benar. Pemerintah tidak membayar pengangguran, tetapi pemerintah menyiapkan para pencari kerja agar mereka benar siap bekerja dengan baik lewat kursus tadi,” tandas Moeldoko. (sdk)