oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Rasulullah saw adalah teladan terbaik dalam semua aspek kehidupan tanpa terkecuali. Beliau adalah seorang yang sangat peduli, perhatian terhadap siapapun saja tanpa membeda-bedakan status sosial tertentu. Bagi Rasulullah semua orang adalah harus diperlakukan sama, sebab yang membedakannya hanyalah ketaqwaannya semata.
Perhatian dan kepedulian adalah modal utama dalam mengambil hati orang lain sehingga orang akan mudah mendukung dan memberikan loyalitasnya pada seseorang. Rasulullah adalah orang paling hebat dalam menciptakan kepuasan interaksi dan membangun loyalitas hubungan, salah satunya melalui sikap kepedulian, perhatian dan sikap tanggap beliau pada orang lain.
Suatu ketika Rasulullah mendapat undangan dari seorang anak kecil dan budak dan beliau dengan penuh tanggap dan perhatian menghadiri undangan tersebut. Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa “Aku bersama Rasulullah mendatangi salah seorang anak dari budak dia yang juga penjahit, dia memberi Rasulullah sepiring Tsarid”, kemudian anak-anak itu kembali bekerja. Aku melihat Rasulullah memilih menyantap labu yang ada di piring itu, lalu aku mengumpulkan potongan-potongan labu dan menaruhnya di depan dia. Sejak saat itu aku menyukai labu” (HR.
Perhatian dan sikap tanggap nabi atas undangan merupakan bentuk responsiveness nabi terhadap ummat yang dilayaninya. Responsiveness adalah keinginan untuk membantu (willingness to help), bagaimana memberikan layanan yang cepat dan menangani masalah, tanggap terhadap kebutuhan orang lain. Sikap ini yang selalu menjadi alasan orang lain merasa puas atas komunikasi Nabi hingga melahirkan sikap loyalitas yang tinggi atas perjuangan beliau.
Demikian pulalah dalam sebuah kegiatan komunikasi pelayanan, salah satu dimensi dari kualitas layanan adalah sikap responsif atas publik yang dilayani. Sikap tanggap mensyaratkan kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan. Dalam realitas tekhnologi informasi yang semakin berubah cepat seperti saat ini dan menjadi ciri dari masyarakat (society) 5.0 yaitu suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based), dimana masyarakat menjadikan data sebagai konsumsi utama yang bisa mereka dapatkan melalui jaringan internet dan interaksi dunia maya. Hubungan sosial dan berbagai interaksi dibentuk dalam jejaring dunia maya yang serba cepat. Dalam realitas yang demikian maka kecepatan menjadi tolok ukur utama dalam menentukan tingkat kepuasan atas suatu layanan.
Kecepatan adalah bentuk dari sikap tanggap atas kebutuhan orang lain yang dibangun atas dasar rasa kepedulian dan perhatian yang mendalam atas dirinya terhadap orang lain. Sikap ini adalah tanda dalam diri seseorang terbangun suatu keyakinan bahwa membantu orang lain adalah bagian dari implementasi keimanan sekalipun dirinya membutuhkan. Hal demikian menjadi ciri dari seorang yang memiliki nilai keimanan puncak. Sebagaimana disebutkan dalam teks sumber wahyu :
وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةٗ مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٞۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr, Ayat 9)
Inilah realitas masyarakat yang ingin dibentuk dan diwukudkan dalam perspektif profetik yaitu masyarakat yang saling peduli, saling memahami, saling tolong menolong, saling membantu dalam upaya mewujudkan realitas masyarakat yang saling pengertian. Inilah tujuan utama dari masyarakat pelayanan yaitu responsiveness dari para petugas layanan.
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB