KANAL24, Malang – Start Up Indonesia berstatus Decacorn, PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (GO-JEK Indonesia) melakukan kerja sama dengan salah satu universitas bergengsi di Indonesia, Universitas Brawijaya. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilakukan di Gedung Teknik Industri, Fakultas Teknik UB, Kamis (5/3/2020).
Penandatangan PKS dibarengi dengan kuliah umum dari Vice President of GO-JEK, Leo Wibisono Arifin.
Menurut Leo, PKS ini adalah langkah awal kerja sama antara UB dengan GO-JEK untuk selanjutnya melakukan langkah-langkah taktis berkaitan dengan peningkatan kenyamanan layanan GO-JEK di lingkungan UB.
“Dengan adanya PKS ini, dari pihak GO-JEK akan memberikan inovasi di lingkungan kampus melalui produk-produk yang kita punya. Kita memiliki lebih dari 20 produk, intinya kerja sama ini untuk meningkatan kenyamanan konsumen di UB dan tentunya kerja sama lain berkaitan dengan apa yang dibutuhkan UB,” terangnya.
Sebagai informasi, UB merupakan kampus pertama di Jawa Timur yang bekerja sama dengan start up yang berdiri sejak 2010 tersebut.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Kuliah Umum, L. Tri Wijaya N. Kusuma, ST., MT., Ph.D mengatakan bahwa kurang lebih satu tahun, GO-JEK sudah melakukan pendekatan untuk melakukan kerja sama dengan UB. Kerja sama dengan GO-JEK ini meliputi kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kemudian, untuk kerja sama yang lebih detail dengan Prodi Teknik Industri adalah peningkatan dari segi pendidikan.
“Kerja sama antara GO-JEK dengan Teknik Industri, meliputi sharing SDM Dan knowledge. Kita sifatnya mutualisme, jadi saling menguntungkan. Rencananya GO-JEK juga akan berkontribusi dalam pendirian digital business lounge di Prodi ini. Dengan kerja sama ini dan adanya konsep kampus merdeka serta revolusi industri 4.0, Wijaya berharap lulusan Teknik Industri menjadi lulusan yang kompetitif dan berdaya saing tinggi,” jelasnya.
Dalam kuliah umumnya, sebagai VP GO-JEK, Leo berpesan kepada mahasiswa untuk memulai aksi dengan mindset yang benar, karena dengan hal itu bakal menghasilkan skills yang dibutuhkan. Mindset yang dimaksud adalah rasa ingin tahu atau sifat kritis, sifat rendah hati, dan mahasiswa harus memiliki tujuan.
“Kita harus bisa memikirkan perbedaan kita dengan robot. Dunia berkembang dengan begitu pesat dan cepat, mahasiswa harus stay updates, keep yourself updating, serta menjadi general dan spesial di waktu yang sama. Kalau robot punya program, kita sebagai manusia harus memiliki tujuan dan harus bisa berkolaborasi dengan manusia yang lain,” tandas Leo.(meg)