KANAL24, Jakarta – Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di rentang antara 4,2 persen hingga 4,6 persen. Ekspektasi ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang dipatok antara 5 persen hingga 5,4 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui revisi proyeksi tersebut dilatarbelakangi risiko global akibat penyebaran wabah covid-19 yang kini telah mencapai 159 negara. Dengan penyebaran wabah tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 menciut dari sebelumnya diperkirakan sebesar 3 persen menjadi 2,5 persen.
Dia mengatakan hal tersebut tidak lepas dari tekanan akibat wabah corona sudah meresahkan pasar dan pelaku usaha di dalam negeri.
Perry Warjiyo, mengatakan proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian tahun 2019. Hal ini akibat risiko di pasar global sehingga pertumbuhan ekonomi cenderung menurun antara lain karena faktor wabah corona, ketidakpastian global akibat perang dagang yang belum berakhir.
“Pasca berakhirnya covid-19 ini, pada tahun 2021 Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan kembali meningkat sekitar 3,7 persen atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 3,4 persen,” kata Perry dalam konferensi pers via live streaming untuk mencegah potensi penyebaran virus corona, Kamis (19/3/2020).
Lebih lanjut Perry juga memperkirakan pasca wabah covid-19 berakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali meningkat di rentang antara 5,2 persen hingga 5,6 persen. “Ini didorong oleh berbagai stimulus dari sisi fiskal dan juga upaya pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi,” ujarnya.(sdk)