KANAL24, Malang – Hasil dari mining data di YouTube dan Twitter tentang stigmatisasi dan covidiot serta penanganan corona di Indonesia yang dilakukan oleh Genta Mahardhika Rozalinna, S.Sos., M.A., sekretaris Laboratorium Terpadu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, menunjukkan bahwa ada 6 kelompok yang terstigmatisasi akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.
Mining data ini dilakukan beberapa minggu lalu. Hasilnya, berturut-turut muncul 3 kelompok yaitu orang yang nampak memiliki gejala sakit corona atau Covid-19. Terjadi pergeseran narasi, yang muncul didata bahwa orang yang terkena coronapun sekarang ditakuti sama dengan dulu orang-orang yang terkena HIV/AIDS.
“Menariknya, ada orang bersin padahal tidak terkena corona akan sedikit terkucilkan di lingkungan sekitar mereka,” kata Genta saat menjadi narasumber pada diskusi daring kolaborasi akademisi dan komunitas dalam penanganan Covid-19, kamis (23/4/2020).
Kemudian tenaga medis, ini disebabkan karena para tenaga medis menghabiskan waktunya di Rumah Sakit sebagai garda terdepan dalam menangani kasus corona.
Lalu, jenazah yang meninggal karena positif Corona. Untuk kasus ini, menurut Genta sangat banyak sekali penolakan jenazah yang kemudian tidak dapat dimakamkan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Solidaritas yang katanya dibangun secara kuat tapi ternyata ketika ada tetangga yang meninggal karena Corona, jenazahnya malah tidak diterima. Artinya, diperlukan kesatuan dalam mengkoordinir masyarakat, antara Pemerintah dan masyarakat harusnya jadi satu,” jelas pakar sosiologi UB tersebut.
Selain itu terdapat pula kelompok baru dalam mining data 3 hari terakhir, yakni kelompok orang kaya. Orang kaya menjadi kelompok yang terstigmatisasi karena dianggap sebagai orang-orang yang melakukan mobilitas yang cukup tinggi.
Orang-orang kaya ini sering bepergian, karena mereka memiliki uang untuk melakukan perjalanan, sehingga mereka berpotensi untuk menyebabkan corona.
Selanjutnya ada demagog, orang-orang yang melakukan orasi tebar pesona tanpa mau mengeluarkan uang. Data ini muncul karena semakin banyaknya model-model galangan donasi yang mana banyak orang merasa prihatin karena Corona tetapi tidak mau menyumbangkan uang, ini ternyata masuk kelompok yang terstigma.
Terakhir, data kelompok terstigmatisasi yang muncul adalah influencer covidiot, ini baru muncul di hari Rabu (22/4/2020) kemarin.
Kelompok ini adalah para influencer yang memiliki pengaruh besar karena followernya cukup banyak di YouTube tetapi sayangnya memberikan edukasi yang tidak sesuai standar medis, seperti pembuatan disinfektan dan hand sanitizer, menyepelekan physical distancing itu membuat mereka saat ini terstigma.(meg)