KANAL24, Malang – Sistem imunitas tubuh sangat dibutuhkan di era pandemi Covid-19 saat ini. Menurut penjelasan Pakar Biomolekuler Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, sebenarnya manusia sudah dilengkapi sistem imunitas yang kemudian dipakai untuk melawan virus tersebut.
“Prinsip dasarnya adalah ketika virus tidak ada didalam tubuh, sel-sel imun selalu ada dan melakukan sistem “perondaan/jaga”. Namun ketika virus masuk ke tubuh disaat jumlah sel imun sedikit, maka virus akan langsung menuju ke dalam sel tersebut. Sel-sel imun dalam tubuh akan memproduksi protein yang disebut interferon dan IL-6 yang kemudian akan menarik sel-sel imun lain untuk bekerja membunuh virus, serta untuk menghasilkan antibodi pembunuh virus. Artinya, tubuh manusia memiliki mekanisme pertahanan untuk melawan virus,” Jelas Guru Besar FMIPA UB itu saat menjadi narasumber pada diskusi daring IKA UB, minggu (26/4/2020).
Lanjutnya, terdapat faktor lain yang mana tubuh manusia sifatnya adalah balancing. Kalau tidak terjadi konsep balancing maka tubuh akan terkena penyakit. Jika sel mengeluarkan protein dalam jumlah berlebih, maka sel imun akan bekerja lebih besar, sehingga mengakibatkan faktor-faktor inflamasi yang justru akan menimbulkan penyakit jika konteksnya virus Corona.
Oleh Karena itu, tubuh harus bekerja secara seimbang. Adapun strategi yang dapat dilakukan, adalah dengan menerapkan konsep T.B.O.S.A.N (Tidak Bosan).
Pertama, tidur yang cukup. Tidur adalah sesuatu yang sangat penting yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga agar jam biologi tidak berubah atau tidak terjadi distorsi dari jam biologi manusia. Ketika jam biologi normal, maka sistem pertahanan tubuh berjalan dengan baik, begitupun sebaliknya. Apabila manusia tidur sesuai dengan jam biologinya maka tubuh akan meningkatkan melatonin. Melatonin adalah salah satu faktor yang berperan dalam menjaga pertahanan tubuh, peningkatan melatonin membuat seseorang bisa resisten atau memiliki resiko lebih rendah terhadap serangan virus demikian juga penyakit degeneratif lain.
Kedua, berpikir positif merupakan hal yang sangat krusial untuk mempertahankan sistem ketahanan tubuh manusia. Menurut artikel dari PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America), orang2-orang yang berpikir positif, berpikir untuk kebaikan sosial, di dalam tubuhnya terjadi proses perbaikan sistem imun dengan melakukan inaktifasi dari gen-gen inflamasi. Gen-gen inflamasi ini adalah sumber utama terjadinya penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, hipertensi. Sehingga berpikir dan bertindak positif tidak hanya menguntungkan orang-orang sekitar, tetapi juga secara alami gen-gen yang ada di tubuh manusia akan memproteksi dari penyakit degeneratif tersebut.
Ketiga dan keempat adalah olahraga yang cukup dan stress management yang harus mampu diatur. Ketika tubuh mengalami mild stress akibat olahraga, maka tubuh akan menghidupkan alarm dalam tubuh. Sehingga meningkatkan jumlah antioksidan yang membuat tubuh semakin siap ketika ada infeksi. Sebaliknya kalau tubuh mengalami stress berkepanjangan (long term stress) dan terjadi terus menerus dapat menurunkan imunitas. Sehingga harus dilakukan breaking stress dengan konsumsi suplemen herbal, olahraga, berdoa, yoga, ibadah, berpuasa atau kegiatan positif lain.
Lanjut, ada asupan antioksidan yang cukup. Secara alami, tubuh manusia sudah bisa menghasilkan antioksidan sendiri. Ada protein bernama NRF 2 yang bertugas menjadi “tukang ronda” untuk antioksidan tubuh manusia. Ketika tubuh terpapar senyawa racun atau menghirup gas dari knalpot yang bersifat oksidatif, protein tersebut menjadi ON dan akan mengaktifkan gen-gen dibawahnya untuk langsung bekerja aktif memproteksi sel agar tidak rusak. Ketika antioksidan alami dalam tubuh kurang, maka perlu minum antioksidan dari luar berupa kopiatau teh sebagai upaya preventif.
Terakhir, nutrisi yang seimbang. Selain karbohidrat, nutrisi penting lainnya adalah konsumsi sayur dan buah-buahan yang cukup, Karena didalam sayur terdapat antioksidan, anti bakteri dan anti virus yang cukup.(meg)