oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Saat ini kita telah sampai pada zaman akhir. Semua tanda-tanda yang disebutkan oleh Nabi Muhammad saw benar-benar tampak nyata di hadapan kita pada zaman sekarang ini. Salah satu tanda dari akhir zaman adalah banyaknya fitnah. Sebagaimana sabda Nabi :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ أَبِي يُونُسَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا يَبِيعُ قَوْمٌ دِينَهُمْ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا قَلِيلٍ الْمُتَمَسِّكُ يَوْمَئِذٍ بِدِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ أَوْ قَالَ عَلَى الشَّوْكِ قَالَ حَسَنٌ فِي حَدِيثِهِ خَبَطِ الشَّوْكَةِ
in Ishaq telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah dari Abu Yunus dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “celaka bagi bangsa Arab, telah dekat munculnya fitnah seperti gelapnya malam, di pagi hari seseorang dalam keadaan mukmin dan sore hari telah menjadi kafir, orang-orang menjual agamanya dengan kenikmatan dunia, pada hari itu sedikit yang berpegang dengan agamanya, seperti seorang yang memegang bara api, -atau beliau mengatakan: – “seperti memegang duri.” Hasan menyebutkan dalam haditsnya, “menginjak duri.” (HR. Ahmad)
Sementara yang dimaksud fitnah menurut ibnu arabi dalam linasul arab bahwa fitnah adalah :
الفتنة الإختبار، و الفتنة المحنة، و الفتنة المال، و الفتنة الاولاد، و الفتنة الكفر، و الفتنة اختلاف الناس بالآراء
Fitnah adalah cobaan, Fitnah adalah ujian, harta adalah harta, anak-anak adalah fitnah, kekafiran adalah fitnah, Fitnah itu bisa pula adalah perbedaan pendapat manusia. Intinya fitnah itu adalah segala hal yang dapat menjadikan manusia berselisih dan menjauh dari kebenaran agama.
Bahkan termasuk fitnah akhir zaman adalah banyaknya pembunuhan dan kematian. Sebagaimana sabda Nabi :
إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْلُ.
“Menjelang datangnya hari Kiamat ada hari-hari dimana kebodohan diturunkan, ilmu diangkat, dan banyak terjadi Al-Harj. Al-Harj itu adalah pembunuhan.” (HR. Al-Bukhari).
Sementara dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabarani menyebutkan bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah banyak kematian mendadak. Rasulullah bersabda :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.
Beberapa hadits tentang akhir zaman mengarahkan pada satu kesimpulan informasi bahwa realitas akhir zaman akan banyak muncul berbagai fitnah yang terus menerus menerpa ummat Islam ibarat sebuah gelombang ombak yang terus kejar-kejaran bahkan semakin membesar. Istilah Nabi saw adalah ibarat malam yang semakin gelap dan pekat gelapnya, waktu demi waktu. Fitnah-fitnah tersebut akan terus menimpa umat Islam hingga fitnah terbesar akhir zaman yaitu munculnya Dajjal yang akan merusak keimanan seorang muslim.
Bencana bencana yang terjadi di akhir zaman adalah fitnah bagi umat manusia terkhusus kaum muslimin. Bencana wabah covid-19 adalah bagian dari fitnah akhir zaman. Kenapa demikian ?. Hal ini karena covid- 19 telah menebarkan banyak fitnah ( seperti pembunuhan, kematian yang mendadak serta rusaknya nama islam yang dilakukan baik oleh ummat Islam sendiri maupun uumat di luar Islam).
Perhatikan bagaimana Covid- 19 telah menjadi bagian dari fitnah Akhir Zaman ini. Bahkan semuanya dapat difitnah dengan covid-19. Perhatikan bagaimana masjid ditutup dengan alasan covid. Setiap malam yang biasanya banyak ummat berkumpul untuk pengajian, saat ini dilarang dengan alasan covid. Orang yang sakitpun di fitnah dengan covid bahkan orang yang sehat pun juga dapat difitnah dengan covid. Tidak luput pula seseorang yang mati baik-baik di dalam masjid ataupun mati mendadak pun saat duduk-duduk di alun-alun pun dapat di fitnah covid dan ditangani dengan menggunakan prosedur penanganan covid dengan alasan sebagai langkah preventif. Sehingga seakan kita sulit membedakan antara tindakan kesiagaan dengan kepanikan (fobia) yang akhirnya menjadikan kecemasan dan kepanikan sosial yang semakin meluas. Lebih mengerikan lagi adalah hubungan antar masyarakat yang semakin mulai renggang sebab mereka dilanda perasaan saling curiga. Disaat seseorang bertemu dan ada seseorang yang ingin bersalaman maka tiba-tiba dalam pikirannya muncul perasaan “jangan-jangan” orang tersebut akan menularkan virus corona.
Fitnah covid-19 ini pun juga telah masuk ke tempat-tempat suci kaum muslimin yaitu masjid. Shalat berjamaah di masjid dicurigai akan dapat menularkan virus corona, hingga shaf shalat dibuat berjarak, sekalipun hal ini bisa jadi menyinggung Allah swt, karena seakan mempersepsi buruk atas aturan Allah dan Rasul-Nya untuk meluruskan dan merapatkan shaf sholat. Sementara seorang muslim yang hendak melakukan shalat pastinya telah bersuci, berwudhu, berpakaian yang bersih rapi, bahkan masjid pun setiap waktu selalu dalam keadaan bersih dan suci, namun tetap saja di fitnah dengan fitnah covid-19 ini.
Covid-19 telah benar-benar menjadi alat fitnah terbesar bagi ummat manusia wabilkhusus terhadap ummat Islam. Sehingga banyak aturan-aturan Allah dan rasulnya yang tidak diindahkan dan bahkan dijauhi serta dilanggar. Pertanyaannya adalah benarkah virus ini benar-benar sangat mematikan hingga sedemikian menakutkannya ? ataukah ketakutan dan kepanikan kitalah sesungguhnya yang jauh lebih mengerikan ?. Marilah bertindak lebih rasional upaya menguatkan kesabaran dan ketawakalan kepada Allah dalam menghadapi setiap bencana agar tindakan tindakan kita dalam menghadapi bencana termasuk wabah pandemi covid-19 ini benar-benar terarah dan menemukan solusi secara tepat dengan arahan rasionalitas dan spiritualitas.
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB