Oleh: Agus Andi Subroto, Sobat Ambyar Cabang Surabaya
”Harapan adalah sebuah kehidupan dimana orang yang hidup tanpa harapan adalah orang- orang yang lebih dahulu mati daripada kematian itu”.
JEJAK karya monumental di panggung musik nasional genre tembang CAMPUR SARI, telah ditorehkan, diukir dengan apik oleh anak dari desa. Ribuan kilo perjalanan telah dilewati, ribuan rintangan telah dilalui, membuat jiwanya kuat tak surut meraih mimpi-mimpinya menjadi nyata. Anak dari desa tersebut terkenal dengan nama Didi Kempot. Sebutan lainnya disematkan oleh para sobat ambyar penggemar fanatik kepadanya sebagai Lord (Tuan) Didi Kempot, juga The Godfather Of Broken Heart (bapak patah hati) INDONESIA. Semua ini membuktikan segala kiprahnya sebagai pemusik dan pencipta tembang-tembang Campur Sari telah diakui diterima di hati penggemarnya. Ia pantas mendaparkannya, layak disebut sebagai LEGENDA.
KITA bisa saksikan bersama-sama, bagaimana trademark musik tradisional sebelumnya yang dianggap terbelakang, hanya dikonsumsi terbatas pada kalangan tua saja. Mendapat jalan terangnya beberapa tahun terakhir. Terutama semenjak kehadiran Kang Didi Kempot dengan tembang-tembang Campur Sarinya di panggung hiburan Nasional. Pengemar tembang-tembang Kang Didi Kempot begitu heterogen, dari kalangan atas hingga akar rumput fanatik bergoyang berdendang menyanyikan lirik-lirik tembangnya secara fasih baik secara online maupun offline. Mulai dari Presiden, politikus, teknokrat, birokrat, apalagi para generasi gen Y dan gen Z menjadi kelompok terdepan yang menggandrungi tembang-tembang Kang Didi Kempot. Tentu ini membuat kita sebagai warga dari Bangsa ini turut bangga, kawula muda di negeri ini terbukti bisa menikmati, mencintai, serta mengapresiasi karya cipta dari salah satu anak bangsa yang telah berprestasi. Hebatnya lagi tembang-tembang Campur Sarinya Kang Didi Kempot ini, menurut sebuah artikel yang pernah penulis baca telah mampu menggeser selera musik para kawula muda yang sebelumnya gandrung dengan produk kesenian luar seperti musik K-pop Korea, menjadi ambyar, menjadi penggemar tembang Campur Sarinya Kang Didi Kempot. Didi Kempot membuktikan sesuatu yang imposible menjadi possible dijagat hiburan tanah air.
Didi Kempot berhasil menjelaskan dengan teladan nyata arti pentingnya sebuah HARAPAN, di dalam hidup dan kehidupan seorang manusia. Selain itu Kang Didi Kempot ini memiliki Adversity Quotient (AQ) sebagai seorang pekerja seni. Yaitu dirinya memiliki kemampuan dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan tersebut dengan sebuah kecerdasan yang dimilikinya sehingga menjadi sebuah tantangan hidup yang mampu ia selesaikan (Scoltz, 2000).
PILIHAN tembang bertemakan patah hati dan kehilangan, erat dan kental sekali pada tiap karya yang dihasilkan Kang Didi Kempot. Ia memberikan alasan kenapa membuat lirik lagu yang demikian, karena tema itu biasa dialami oleh setiap manusia, tidak terkecuali The Godfather Of Broken Heart juga sering mengalaminya dalam tiap jengkal hidupnya, terangnya. Lirik lagunya penuh dengan rima, kalimatnya pendek-pendek, seperti sebuah tulisan sastrawi yang penuh makna. Semuanya menjadi demikian mudah dibuat oleh kang Didi Kempot untuk tiap tembang-tembangnya. Judul lagunya pun mudah diingat ditelinga pendengarnya. Banyu langit adalah salah satu lagu favorit penulis, selain layang kangen, tatu, kagem Ibu, serta banyak lagi lagu lainnya. Selain itu tema tentang nama suatu tempat juga biasa muncul pada tembang-tembangnya kang Didi Kempot, dengan tujuan membantu mengenalkan keberadaan sebuah daerah. Judul lagu Stasiun Balapan, adalah sebagai contohnya.
MENDADAK sekali berita itu datang. Pagi tadi sekitaran pukul 09:17 WIB, sesaat sedang mengendarai kuda terbangku yang kebetulan saja lagi berhenti di lampu merah di jalan raya daerah Merr Surabaya. Melalui hape penulis tahu, ada berita duka tentang meninggalnya kang Didi Kempot. Penulis langsung parkirkan motor untuk menepi dipinggir jalan, penulis tidak kuasa melanjutkan perjalanan. Kemudian setelah itu, penulis duduk selonjorkan kaki, bersandar di pohon yang berada di trotoar pinggir jalan raya, sambil menerawang jauh kebelakang, memanggil ingatan kembali tentang perjalananan seorang maestro Didi Kempot. Langit di kota pahlawan Surabaya seketika terasa gelap, tubuh terasa limbung sedikit gontai sesaat, mulut tercekat, pikiran seakan tak percaya akan adanya berita yang terjadi. Muncul pertanyaan seketika dalam benak ini, “Kenapa dirimu sedemikian cepat KONDUR kang Didi Kempot?” Di saat perjalanananmu yang panjang dalam membangun karya, membangun integritas, membangun dedikasi, sebagai seorang penembang dan pencipta tembang-tembang campursari telah berhasil dan diakui penggemarmu di seluruh penjuru NUSANTARA, ternyata Tuhan lebih menyayangi dengan memanggilmu pulang ke kampung keabadian.
MUSIK tradisional yang mati suri bergaung hidup kembali di Tanah Air tercinta. Semua karena jasa nyata Kang Didi Kempot dengan karya-karyanya. Tentu saya dan Anda akan mengamini pernyataan tersebut. Kawula muda di negeri ini, kini dan mendatang di masa depan akan lebih percaya diri kembali untuk mencintai dan berkarya memajukan budaya tradisional Negerinya. Seperti kemustahilan yang terjadi dan dicontohkan pada corak dan lirik tembang-tembang Kang Didi Kempot. Bisa jadi Anda mengatakan lirik tembangnya melankolis dan penuh kesedihan, namun apa yang terjadi saat para sobat ambyar itu berada di lapangan menonton sang legenda di panggung secara live, semua penontonya bisa bergoyang tiada berhenti menjiwai tiap liriknya hingga detik akhir pertunjukkan digelar. Sekali lagi, hal ini adalah fakta bahwa tembang-tembang Kang Didi Kempot ini memang dicipta dari hati, tentu saja hatinya penonton yang akan tertaut terpanah juga . Silakan dibuka kembali jejak digital yang Anda miliki tentang seniman dari kota Solo ini, saat konser manggung di berbagai kota di tanah air ini, lihatlah ke heroikan para sobat ambyar saat menikmati pertunjukkan kang Didi Kempot.
Sugeng Kondur Kang Didi Kempot. Penulis dan para sobat ambyar semua, mengucapkan terima kasih yang tulus kepadamu. Tembang-tembangmu telah mampu membuat hati kami bisa tertawa bahagia meski air mata menetes tak berkesudahan di pipi ini, akibat menghadapi kenyataan yang tidak sesuai harapan.
WIS KADUNG JERUU, AMBYAR TENAN…