KANAL24, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami anomali dibanding bursa saham global secara umum. Pada akhir minggu ini, IHSG melemah 2,52% dibanding pekan sebelumnya.
Mengutip data perdagangan bursa BEI , Sabtu (9/5/2020), pada akhir pekan lalu, tepatnya Kamis (30/4), IHSG ditutup pada level 4.716,40. Kemudian memasuki hari pertama pekan ini, Senin (4/5), IHSG ditutup pada level 4.609,45. Posisi ini melemah -2,35% dibanding akhir minggu lalu.
Selanjutnya pada Selasa (5/5), IHSG sedikit menguat. IHSG ditutup pada level 4.630,13, hanya mengalami pelemahan -1,83% dibanding akhir minggu lalu. Namun pada Rabu, IHSG sedikit melemah lagi karena ditutup pada level 4.608,79. Posisi ini berarti melemah -2,28% dibanding akhir minggu lalu.
Terakhir pada Jumat (8/5), IHSG kembali melemah. IHSG ditutup pada level 4.597,43. Posisi ini melemah -2,52% dibanding akhir pekan lalu.
Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan IHSG memang mengalami anomali. Sejumlah bursa regional dan belahan dunia lain lebih banyak mengalami penguatan sepanjang pekan ini.
“Sepertinya pelaku pasar yang berinvestasi di bursa saham kita mencemaskan tensi perang dagang antara AS dengan China yang diperkirakan kembali memanas akibat pandemi virus korona,” kata Hans, Sabtu (9/5/2020).
Selain itu, pelaku pasar juga mencemaskan rencana pemerintah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Meski pelonggaran ini dinilai akan berdampak positif secara ekonomi dan bisnis, tetapi penyebaran kasus virus korona belum menunjukkan tanda melandai. Beberapa hari terakhir ini penambahan kasus baru positif Covid-19 masih di atas 300-an.
“Ini yang membuat pelaku pasar merespons negatif dan berimbas pada pelemahan IHSG,” tutur Hans.(sdk)