Tidak terasa ramadhan begitu cepat akan berlalu, sebentar lagi sudah mau lebaran. Biasanya momen bulan ramadhan pasti identic dengan salah satu buah ini. Kurma, buah yang asli dari gurun di wilayah Timur Tengah ini sangat diminati hampir setiap orang. Kurma menjadi buah yang cocok untuk dijadikan berbuka puasa.
Ternyata di Indonesia pun sudah banyak dibudidayakan. Beberapa daerah di Indonesia yang sudah ditanami kurma sebagian besar adalah di Pasuruan, tepatnya di Sukorejo sekitar 3,7 hektar tumbuh subur pohon-pohon kurma dan dijadikan tempat wisata kebun kurma. Daerah lainnya yaitu di Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam. Di beberapa masjid juga ditanami pohon kurma di pelatarannya, seperti Masjid Agung Al Barkah Bekasi,ada lagi di Masjid Agung Tasikmalaya, Masjid Agung Ciamis, dll. Selain untuk mempercantik di luar masjid, jika sudah berbuah bisa dinikmati bersama.
Penanaman kurma di daerah tropis ini diawali oleh negara Thailand yang lebih dulu membudidayakannya. Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada 2018 lalu juga telah melakukan kunjungan di Thailand sana dan menjumpai pemilik kebun kurma bernama Mr.Precard dan Mr. Ruslan bersama dengan rombongan pemburu kurma, Pak Bachtiar dan keluarga yang berasal dari Pekanbaru. Pak Bachtiar sudah menanam 600 kurma di hamparan 3 hektar di dekat sawah yang ditanami padi. 300 diantaranya sudah berbuah. Perkebunan di Thailand ini varietasnya adalah KL 1 dan Barhee, karena ini yang cocok untuk dibudidayakan di daerah tropis.
Pengembangan bibit kurma di Thailand ini sudah dapat memastikan bahwa kurma yang ditanam kelaminnya adalah betina, sehingga tidak perlu menunggu berbunga terlebih dahulu. Umur pohon 2,5 tahun sudah bisa menghasilkan 6 tandan dengan produksi sekitar 6kg/tandannya dan terus meningkat sesuai umur. Kurma yang dipanen adalah kurma segar dan dijual dengan harga 500 Bath atau Rp 250ribu/kg.
Jika di Indonesia ada kisah dari Pak Gun. Bapak Gun Istiaris dalam wawancaranya bersama dengan ABC Indonesia, memiliki kebun kurma di daerah Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Di tahun 2012, beliau menanam kurma di belakang rumah di sepetak tanah seluas 70 meter dan akhirnya meluas hingga 1000m2. Menurut Pak Gun, satu pohon kurma bisa menghasilkan 10 tandan kurma pada panen pertama.
Satu tandannya bisa diperoleh 2 kilogram kurma. Diperkirakan dalam waktu satu tahun,satu pohon kurma itu bisa menghasilkan Rp70-80juta. Dan ini mampu bertahan hingga umur 100 tahunan.
Menurut informasi dari website resmi kementerian pertanian, panen buah kurma di Indonesia memang berbeda dengan panen buah di negara asalnya. Di Indonesia kurma hanya bisa dipanen pada umur 150 hari sebagai buah segar. Kalau aslinya di negara asal dilakukan pada umur 200 hari sehingga kurmanya bertekstur kering dan warnanya hitam atau coklat. Jika di Indonesia dibiarkan sampai 200 hari maka kurma akan busuk dan tidak layak lagi dikonsumsi.
Tingkat kematangan kurma memang terbagi menjadi 5 fase, yaitu ada yang namanya Hababouk, Kimri, khalal, ruthob, dan tamr. Menurut penjelasan Prof.Dr.Ir.Sudarsono, MSc, pakar kurma dari IPB, Hababouk adalah calon buah baru sebagai hasil dari buah kurma yang berhasil dibuahi dan tidak rontok. Kimri adalah buah yang masih berwarna hijau tapi belum bisa dikonsumsi, rasanya masih sepat atau pahit.
Mengenal Kampung Anggur Plumbungan Bantul
Khalal adalah kurma mentah, kurma sudah berubah warna dari hijau ke kekuningan, lalu kemerahan, hingga merah tua tergantung varietasnya. Sudah bisa dipanen dan dimakan. Ini nih tipe kurma yang dipanen di Indonesia. Sedangkan Ruthob adalah buah yang sudah berubah kecoklatan atau kehitaman, rasanya manis dan kandungan vitaminnya tinggi. Terakhir Tamr, yaitu kurma kering. Teksturnya lembut dan tidak lagi memiliki serat. Kandungan gulanya meningkat karena kadar air dalam buah sudah menurun.
Begitulah ceritanya mengenai kurma. Tidak terasa ramadhan tahun ini akan segera berakhir ya. Semoga banyak hikmah dari ramadhan tahun ini dan semoga juga bisa menjumpai ramadhan berikutnya. Aamiin. Semangat menjalankan puasa hari ini ya.
Penulis : Martina Mulia Dewi Mahasiswa Prodi Agribisnis FP UB