Pertama kali mendengar ini dulu, sepertinya ini tidak mungkin dilakukan. Manusia berhenti untuk memproduksi sampah. Padahal jika dilihat semua barang yang dipakai, dikonsumsi itu semua akan menjadi sampah pada akhirnya. Ternyata konsep zero waste bukanlah berhenti untuk memproduksi sampah. Zero waste bukanlah tujuan, tetapi sebuah proses.
Bea Johnson, orang yang pertama kali saya ketahui tentang gaya hidupnya dan keluarganya yang menerapkan zero waste home. Pada tahun 2008 lalu, ia berhasil membuktikan dalam satu tahun itu ia dan keluarganya hanya memproduksi sampah satu kaleng saja. Ini dalam waktu satu tahun. Bagaimana bisa ya. Ini tentu perubahan yang sangat drastis dalam kesehariannya.
Dalam konsep Zero Waste Home, ia mempopulerkan istilah 5R, yaitu Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Rot. Atau dalam istilah bahasa Indonesianya menolak, mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan membusukkan. Dengan gaya hidup yang seperti ini akan sangat menekan limbah yang dihasilkan.
From a blog to a movement, Bea Johnson mengangkat kisahnya melalui blog pribadinya. Tentang pengalamannya menerapkan zero waste dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan. Lalu dari bukunya Zero Waste Home, banyak orang terinspirasi dengan kisahnya. Hal ini menjadikan kesempatan untuknya berbagi pengalaman kepada lebih banyak orang, bahkan keliling ke negara-negara lainnya. Ini kemudian menjadi sebuah gerakan global, yang bisa dibilang juga gerakan penyelamatan bumi kita ini.
Dalam kurun waktu satu tahun, kenapa bisa hanya menghasilkan satu kaleng kaca sampah saja dalam satu rumah? Salah satu triknya adalah dengan berbelanja membawa totebag, kaleng, dan berbagai macam wadah yang bisa digunakan untuk menekan kemasan plastik. Kalau di Indonesia contohnya ketika kita belanja di pasar, pasti membawa tas sendiri. Tapi pertanyaannya adalah tidak semua tempat perbelanjaan menerapkan hal tersebut. Terlebih dengan pasar modern yang hampir semua produk dikemas dalam kemasan plastik.
Mendulang Sampah Menjadi Rupiah
Gaya hidup ini sepertinya sudah mulai diperhatikan oleh banyak orang, anak muda terutama. Yang lebih aware dan mulai sadar akan lingkungannya. Mulai mengurangi kemasan plastic, belanja pakai totebag, produk-produk baru yang lebih ramah lingkungan, bahkan banyak bisnis yang bermunculan seiring dengan kesadaran ini tadi. Zero waste store juga mulai bermunculan di Indonesia. Misalnya bisa dilihat di website zero waste Indonesia. Di sana selain mempromosikan zero waste lifestyle, tapi juga menjual produk-produk ramah lingkungan yang tentu menjadi bagian dalam misi penyelamatan bumi. Jika tidak dimulai kebiasaan baiknya dari sekarang, kapan ingin memulainya? Berusaha sedikit jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali.
Ayo sama-sama ikut mendukung dalam misi penyelamatan bumi untuk masa depan yang lebih baik lagi. Ayo kita mulai dari diri sendiri. (*)
Penulis : Martina Mulia Dewi, mahasiswa agribisnis FP UB