KANAL24, Surabaya – Penerapaan program Kampung Tangguh Semeru di wilayah Jawa Timur kian dimasifkan okeh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama jajaran Forkopimda. Kapolda Jatim, Irjen Pol Muhammad Fadil Imran, menyebutkan, saat ini total ada 1.559 Kampung Tangguh Semeru di wilayah Polda Jatim.
“Kampung Tangguh ini merupakan pilot project kolaboratif antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Forkopimda yakni Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya. Pembentukannya memang diprioritaskan pada kampung atau desa yang angka penyebaran Covid-19 baik pasien positif, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) masih cukup tinggi. Sampai dengan saat ini sudah ada 1.559 Kampung Tangguh Semeru di wilayah Polda Jatim,” kata Kapolda Jatim saat talkshow salah satu stasiun televisi di Mapolda Jatim, Rabu (17/6/2020) malam.
Ia menjelaskan, kolaboratif dalam memperkuat Kampung Tangguh sesuai arahan Ibu Gubernur yakni sistem pentahelix. “Penerapan dengan sistem pentahelix ini, menggabungkan unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kekuatan dalam mengeliminir kasus Covid-19,” jelasnya.
Menurutnya, konsep Kampung Tangguh juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan keamanan. “Kami menerapkam konsep problem oriented policing. Jadi Polda Jatim melalui Bhanbinkamtibmas dibantu Babinsa juga mengajarkan cara menyelesaikan masalah yang berorientasi seperti sistem dalam kepolisian,” ungkapnya.
Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah menjelaskan, peran tiga pilar di tingkat terendah melibatkan Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Kepala Desa juga cukup strategis dalam memperkuat Kampung Tangguh. “Tiga Pilar juga melatih dan mengisi kemampuan masyarakat. Di tingkat kecamatan juga dibantu Koramil dan Polsek, di kabupaten atau kota dibantu Kodim dan Polres serta Bupati atau Wali Kota,” tuturnya.
Seiring penerapan Kampung Tangguh, kata dia, kini di Jatim juga mulai menerapkan banyak Pesantren Tangguh, Kawasan Industri Tangguh, bahkan ke depan juga diterapkan Sekolah Tangguh. “Tentunya, Ibu Gubernur dan Bapak Kapolda bersama kami juga memberikan pelatihan dan bantuan. Untuk Industri Tangguh kami melatih para security atau satpamnya tentang penerapan protokol kesehatan. Untuk Pesantren Tangguh diberikan bantuan peralatan penunjang,” katanya.
Gubernur Khofifah menegaskan, dalam menerapkan Kampung Tangguh dilakukan pembagian peran yang saling menguatkan antara Pemprov Jatim bersama Forkopimda. Namun, kata dia, kuncinya adalah bottom up participation atau partisipasi dari bawah atau masyarakat pada pemerintah.
Dengan adanya Kampung Tangguh di tingkat RT, RW, Desa atau Kelurahan, hingga Kecamatan, serta ditambah dengan Pesantren Tangguh dan Industri Tangguh, maka akan menjadi kekuatan dalam menjaga ketahanan nasional. Hal itu, lanjut dia, tak lepas dari konsep pastisipasi dan kepedulian masyarakat, sehingga dengan keberagaman suku, agama, dan bahasa dapat menjadi bagian perekat membangun ketahanan nasional secara substansif.
Khofifah menegaskan, dalam kurun jangka pendek, Kampung Tangguh memang fokus pada percepatan penanganan Covid-19 di Jatim. Ke depan dalam waktu jangka panjang akan menjadi pondasi tujuan strategis dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.(sdk)