KANAL24, Jakarta – Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memperoleh penempatan dana milik pemerintah sebesar Rp30 triliun. Atas penempatan tersebut, konsekuensinya Himbara akan melakukan ekspansi kredit tiga kali lipat dari yang ditempatkan demi memulihkan ekonom nasional dari dampak Covid-19.
Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Sunarso mengatakan bahwa penempatan dana milik pemerintah sebesar Rp 30 triliun di bank BUMN adalah sebuah keistimewaan. “Tetapi ini mengandung konsekuensi kami harus melalukan ekspansi kredit tiga kali lipat dari dana yang ditempatkan dalam waktu tiga bulan ke depan,” kata Sunarso dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Sunarso mengilustrasikan, apabila BRI memperoleh dana pemerintah Rp 10 triliun, maka BRI harus menggelontorkan ekspansi kredit sebanyak Rp 30 triliun dalam tiga bulan. Prioritas utama adalah UMKM baik yang berada di pedesaan, urban maupun suburban. Kebanyakan BRI akan menyasar ke UMKM yang bergerak di sektor pangan, logistik dan alat kesehatan.
“Sebanyak 50% di pedesaan, 30% di perkotaan, sisanya di suburban. Kami sudah petakan wilayahnya,” ujar Sunarso.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Royke Tumilaar, mengatakan Bank Mandiri memperoleh alokasi Rp 10 triliun. Dari jumlah tersebut, mayoritas akan digunakan untuk melakukan ekspansi kredit ke sektor perdagangan dan industri pariwisata.
“Terutama di daerah – daerah yang destinasi wisatanya sudah mulai dibuka,” ujar Royke.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Herry Sidharta, mengatakan bahwa BNI tidak jauh berbeda dengan Bank Mandiri maupun BTN. Pihaknya memiliki irisan segmen kredit yang relatif sama dengan dua bank BUMN yang lain.
Terakhir, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Pahala N Mansyuri mengatakan pihaknya akan fokus menyasar ke KPR subsidi. Termasuk juga menyasar ke kredit konstruksi yang behubungan dengan KPR subsidi maupun KPR non subsidi.
“Apalagi BTN tahun ini membiayai 146 ribu rumah bersubsidi yang sampai akhir tahun diperkirakan mencapai Rp 18 triliun – Rp 20 triliun,” tutup Pahala.(sdk)