KANAL24, Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku pandemi wabah virus corona akan membuat jumlah initial public offering (IPO) tahun ini bakal menurun. Walau demikian, jumlah IPO pasar modal Indonesia tetap yang terbaik di kawasan ASEAN.
Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat PT BEI Saptono Adi Junarso dirinya tak bisa memproyeksi berapa jumlah IPO sepanjang tahun ini dibanding tahun lalu. “Tapi dari segi jumlah kemungkinan turun dari tahun lalu, mungkin di kisaran 40-an,” kata Adi Kamis (25/6/2020)
Adi juga tak bisa memperkirakan berapa jumlah IPO di BEI pada kuartal II 2020. “saya nggak bisa kasih proyeksi tanpa persetujuan direksi. Tapi di pipeline kami ada 21 dan target listing paling lama Juli 2020,” ujar Adi.
Sampai sejauh ini, sejak 2 Januari 2020 hingga hari ini, sudah terdapat 28 emiten baru yang listing di BEI. Para emiten baru tersebut, menurut Adi, datang dari berbagai sektor. Mulai dari perkebunan, kimia, tekstil, food, houseware, transportasi, konstruksi non builidng, bank, security company, insurance, whosale, tourism, health care, computer service, dan lain lain
Adi menegaskan, meski perekonomian Indonesia tengah tertekan akibat wabah virus korona, namun kinerja pasar modal Tanah Air tetap lebih baik dari pasar modal di negara tetangga. Menurutnya, Indonesia menang di jumlah, walaupun secara nilai mungkin Indonesia kalah karena size IPO di Indonesia relatif tidak terlalu besar. Saat ini IPO di BEI lebih didominasi perusahaan size menengah dan kecil kurang lebih 54%.
“Menurut saya sih nggak apa karena memang kita memang sedang menggalakkan IPO bisa untuk semua, besar menengah dan kecil. Kalau dulu 80% perusahaan besar makanya jumlahnya tidak banyak. Namun 3 tahun terakhir mulai ada pergeseran, makanya kita mau tampung, di akselerasi,” tutup Adi.
Menurut data BEI yang dikemukakan Adi, hingga saat ini total perusahaan yang tercatat di pasar modal sebanyak 692 untuk saham dan 117 untuk obligasi dengan total kapitalisasi pasar Rp 5.717 triliun. Adapun rata-rata nilai transaksi harian saham sebesar Rp 7,71 triliun.
Sementara jumlah IPO pada tahun ini sebanyak 28 IPO dengan total nilai penggalangan dana Rp 3,61 triliun. Selain itu dalam pipeline BEI masih ada sekitar 21 IPO lagi yang sedang dalam proses.
Saptono menegaskan jumlah IPO di pasar modal Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di dunia. Pada 2019 lalu misalnya, IPO di Indonesia adalah yang terbanyak di ASEAN dengan 55 perusahaan tercatat baru. Sedangkan bila dibandingkan dengan global exchanges menempati peringkat ke-7.
Selain itu, pada kuartal I 2020 ini, Indonesia juga masih yang terbanyak dengan 18 IPO, atau 58% dari total 31 IPO di kawasan ASEAN,” tutup Saptono.
Sementara Thailand tercatat 2 IPO atau 6% dari ASEAN. Malaysia tercatat 6 IPO atau 19% dari total ASEAN. Terakhir, Singapura tercatat 5 IPO atau 16% dari total IPO di kawasan ASEAN.(sdk)