KANAL24, Malang – Cerita menarik berupa sejarah ataupun mitos menjadi salah satu kekuatan sebuah tempat untuk dikunjungi oleh wisatawan. Cerita cinta Roro Jonggrang misalnya menjadi salah satu magnet bagi pengunjung candi Roro Jongrang yang selain melihat bentuk candi juga tertarik untuk mengetahui cerita asal muasal candi tersebut.
Begitupula di Kabupaten Malang yang memiliki wisata candi dan alam cukup banyak. Salah satunya situs Candi Sumberawan yang memiliki banyak spot untuk dikunjungi. Di samping hutan pinus dan sumber mata airnya yang dipercaya memiliki khasiat tertentu, banyak kisah lain yang menghidupkan sisi lain Candi Sumberawan. Salah satunya cerita dan mitos yang berkembang di seputar candi yang bisa dijadikan daya tarik untuk wisatawan.
Hal itu menarik perhatian Tim KKN Doktor Mengabdi (DM) yang diketuai Dr. Sony Sukmawan S,Pd., M.Pd bersama M. Andhy Nurmansyah, S.S., M.Hum dan Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad MP melacak cerita yang bekembang di Candi Sumberawan pada Sabtu (20/6/2020)
“Kami dari tim ingin menggali bukan hanya tentang Samudra Mantana dan Gunung Mandara, namun juga mengintip lebih dalam mengenai kejadian-kejadian dengan pelaku nyata yang membentuk beragam kisah seputar candi. Menemukan ragam keunikan tradisi seperti ritual, yang banyak dilakukan oleh orang-orang dari beragam golongan pada waktu-waktu tertentu seperti senja, fajar, dan malam Jumat Legi,” kata Sony Sukmawan dalam penjelasannya kepada kanal24.co.id.
Sebagai langkah pertama bersama Anas, Kaur Pemerintahan Desa Toyomarto tim lapangan DM yang beranggotakan Devia Savitri dan Mifta Nur Aini memulai penggalian data dengan menemui Nur, mantan juru kunci Candi Sumberawan dilanjutkan dengan sesi wawancara tambahan bersama Pak Andika, Juru Kunci candi saat ini.
“Dua narasumber awal yaitu mantan juru kunci dan juru kunci saat ini kami jadikan bahan awal menuju cerita yang utuh tetntang candi Sumberawan ini,” lanjutnya.
Selanjutnya Sonny dan tim mentranskrip data wawancara mentah menjadi narasi panjang guna memetakan cerita-cerita potensial yang akan dikembangkan menjadi kumpulan cerita utuh. Nantinya, kumpulan cerita ini akan menjadi salah satu rujukan penting dalam penyusunan grand design Desa Toyomarto sebagai daerah wisata mata air (Grama Tirta) Aksi penggalian data tradisi lisan ini juga sekaligus sebagai upaya pelestarian pusaka budaya dalam ragam dokumentasi tertulis.
“Goalnya memang narasi utuh cerita tentang situs ini sebagai grand desain untuk pengembangan wisata bagi desa Toyomarto ini. Sehingga cerita ini bisa menjadi daya tarik selain kondisi candinya secara fisik,” imbuh Sonny.
Dari wawancara awal jelas Sonny, tim sudah mendapatkan banyak cerita alah satunya adalah sumber mata air kamulyan dan kahuripan. Namun, masih banyak potongan kejadian rumpang yang perlu ditemukan dan disusun agar menjadi sebuah cerita utuh. Tugas bagi Tim KKN DM yang dinaungi LPPM ini untuk mencari potongan tersebut dan menjadikannya pusaka budaya dengan tampilan yang lengkap.
“Tantangan bagi kami adalah mempertajam dan menngabungkan potongan-potongan cerita tersebut menjadi cerita yang utuh. Memang dengan WFH ini ada tantangannya bagi kami terutama ketika harus koordinasi dan turun lapang, namum kami optimis ini bisa selesai,” pungkasnya.
Dirinya mengaku bahwa pemerintah desa setempat sangat terbuka dengan kehadiran tim dan ikut membantu dalam proses pengumpulan data sebagai bahan untuk pengembangan wisata Desa Toyomarto.(sdk)