KANAL24, Jakarta – Pada awal perdagangan Selasa (21/7/2020), saham PT Indofarma Tbk (INAF) naik 215 poin atau 17,84 persen ke level Rp1.420 sedangkan saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 225 poin atau 16,36 persen ke level Rp1.605 pada pukul 09:55 WIB seiring dengan kedua perusahaan tersebut akan menjadi distributor vaksin virus corona yang tengah dikembangkan Bio Farma dan Sinovac Biotech.
Diungkapkan Direktur Utama PT Indofarma Tbk Arief Pramuhanto, vaksin virus corona buatan perusahaan China, Sinovac Biotech akan dijual di Indonesia, namun harganya masih belum diketahui sedangkan waktu pendistribusiannya dijadwalkan pada Maret 2021.
“Kalau rencana awalnya paling cepat bisa diproduksi triwulan 1, sekitar Februari atau Maret. Mudah-mudahan kita bisa mulai di bulan itu juga,” kata Arief Pramuhanto seperti dilansir dari IDX Channel.
Sejatinya, vaksin yang dikembangkan Bio Farma dan Sinovac Biotech adalah kandidat terdepan dalam upaya pengobatan virus covid-19. Vaksin itu telah memasuki uji coba fase III pada awal Juli dan menjadi salah satu vaksin yang akan memasuki uji coba tahap akhir. Sinovac Biotech telah bekerjasama dengan Biofarma untuk uji coba tahap III. Selain Indonesia, vaksin itu juga akan dikirimkan ke Brasil dan negara di Eropa.
Meski demikian, Arief mengungkapkan belum bisa memastikan harga vaksin buatan Sinovac Biotech tersebut. “Kita motonya pasti (harga vaksinnya) terjangkau,” katanya.
Tak hanya dengan Bio Farma, BUMN Farmasi lainnya juga berkolaborasi dan bersinergi yakni Kimia Farma juga dilibatkan dalam pendistribusiannya. “Selama ini kami dengan PT Kimia Farma 50:50. Jadi nanti tinggal bagi-bagi wilayahnya aja. Selama ini vaksinnya dari Bio Farma itu melalui Kimia Farma dan Indofarma,” ungkapnya.
Ditambahkan Arief, pihaknya akan fokus ke dalam bidang pendistribusian agar pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia dapat segera berakhir. “Kita intinya membantu program pemerintah,” pungkasnya.(sdk)