KANAL24, Malang – Tidak hanya mengajarkan Al Qur’an dan Hadist kepada para santrinya, Pondok Pesantren Almuflikhun yang terletak di jalan Sudimoro Kota Malang ini juga memiliki visi agar santri menjadi wirausahawan tangguh sebagai bekal ketika hidup bermasyarakat.
Visi pesantren yang dipimpin oleh H. Ir.Najih Fuadi ini kemudian diterjemahkan dalam bentuk berbagai program wirausaha untuk santri. Salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan batik ecoprint untuk para santri yang dilakukan bersama para akademisi dari Universitas Negeri Malang.
“Pelatihan batik ecoprint ini merupakan salah satu program untuk para santri. Ini tujuannya ada dua yaitu untuk membekali kemampuan wirausaha dan juga berwirausaha yang selaras dengan alam,” kata Aniek Murniati, S.Sos, MSA salah satu tim dari Pesantren Almuflikhun Kamis (13/8/2020).
Kepada kanal24.co.id Aniek yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi di malang ini menjelaskan bahwa santri di Almuflikhun diharapkan tidak hanya bisa memahami Al Qur’an dan Hadist tetapi juga memiliki kemampuan wirausaha sebagai bekal hidup bermasyarakat.
Untuk pelatihan ecoprint sendiri sudah dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2020 lalu bersama tim dari Universitas Negeri Malang yang dipimpin oleh Prof. Sudarmiatun dan Rais Fitri, MAb, MM. Dukungan dari kampus UM ini merupakan bentuk sinergi antara dunia kampus dengan dunia pesantren terutama dalam pengembangan wirausaha yang berwawasan lingkungan.
“Dukungan dari UM ini sangat bermanfaat bagi pesantren karena tidak hanya berbagi ilmu tetapi juga menambah jaringan intelektual bagi santri. Kami belajar banyak hal dalam kegiatan kerjasama ini,” lanjut Aniek.
Sesuai namanya ecoprint dari kata eco asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak, batik ini dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif. Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting. Tidak seperti batik tulis atau cap yang pada tahap tertentu menggunakan bahan kimia, ecoprint menggunakan unsur-unsur alami tanpa bahan sintetis atau kimia. Karena itulah batik ini sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara. Tren gaya hidup ramah lingkungan ini bisa kembangkan menjadi kerajinan seperti tas, kain, syal, baju, kemeja, tempat tissue, dompet, dan sejenisnya.
Aniek yang merupakan alumni FIA UB ini menambahkan bahwa peserta pelatihan sangat antusias dengan kegiatan ecoprint ini dan berharap pelatihan ini bisa menambah SDM bagi santri. (sdk)