KANAL24, Mojokerto – Silaturahim Nasional Bank Sampah. Kegiatan yang telah berlangsung di Trawas, Kabupaten Mojokertopada tanggal 29 – 30 Agustsus 2020 menjadi ajang menyamakan persepsi dalam pengelolaan sampah secara terpadu khususnya mamajemen soal persampahan.
Sisyantoko, Direktur Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta), Senin (31/8/2020) mengatakan, sejak kelahirannya tahun 2008 di Bantul Yogyakarta, bank sampah terus berkembang, berevolusi dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan masyarakat di Indonesia. Ribuan bank sampah yang telah berdiri dan berjalan memiliki pola dan kinerja yang beragam, namun perbedaan-perbedaan tersebut tetap memiliki satu nafas yaitu membangun kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sampah sejak dari sumbernya. Ribuan perbedaan tersebut juga menumbuhkan persamaan masalah yang hingga saat ini belum ada solusi konkrit, sehingga bank sampah masih bersifat “local wisdom” di bidang wirausaha sosial.
Silaturahim Nasional Bank Sampah di Trawas, kabupaten Mojokertoyang berlangsung ini diharapkan dapat mempertemukan para penggiat, pendamping, pencetus, pelaku bank sampah, pengusaha persampahan dan pihak-pihak yang beriteraksi langsung dengan bank sampah dan mampu memberikan secercah jalan terang bagi bank sampah agar dapat tumbuh berkembang dan kerkesinambungan. Untuk berkembang secara berkesinambungan tentu tidak dapat mengandalkan jiwa sosial namun harus didukung oleh jiwa pengusaha, pengetahuan dan jaringan bisnis.
Selama ini bank sampah memiliki pola pikir mendasar yaitu melihat sampah “dagingnya” saja, yakni sampah yang secara nyata terlihat nilai jualnya, namun belum melihat sampah yang tidak memiliki nilai jual padahal menjadi sumber masalah seperti popok sekali pakai.
Selain itu pelaku bank sampah belum melihat sampah secara mendetail hingga unsur pembentuknya yang menjadi kunci tuntasnya menyelesaikan masalah sampah dan meningkatkan nilai ekonomis dari setiap jenis sampah. Hal ini menyebabkan bank sampah dan pelaku pengelola sampah pada umumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan industri daur ulang sampah.
Silaturahim nasional bank sampah yang diikuti 120 orang penggiat bank sampah, TPST dan TPS3R dari Jawa Timur, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, NTB dan Bali ini bertujuan untuk membuka dan merubah cara pandang terhadap sampah sekaligus membuka koneksi kepada industri daur ulang yang mengelola sampah bernilai ekonomis rendah dan tingkat daur ulangnya kecil serta teknis praktis pengelolaan sampah residu, jelantah, popok sekali pakai dan beling skala kecil menengah untuk memenuhi kebutuhan pasar sekaligus solusi masalah sampah.(sdk)