KANAL24, Malang – Di tengah kondisi Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, kabar menggembirakan datang dari salah satu universitas terbaik di Indonesia, yaitu Universitas Brawijaya. UB berhasil memenangkan hibah riset Covid-19 dari United Kingdom Research and Innovation.
Pada tanggal 5 September 2020, United Kingdom Research and Innovation (UKRI) mengumumkan pemenang hibah penelitian senilai total 7.5 juta poundsterling. Dalam skema UKRI GCRF/Newton Fund Agile Response call to address COVID-19 ini. Terdapat 20 proposal yang dibiayai oleh lembaga ini.
Hibah ini merupakan proyek global untuk mendukung orang yang rentan terdampak Covid-19 pada 20 negara berkembang. Diantara penerima hibah tersebut adalah University of Portsmouth (UoP) yang berkolaborasi dengan Universitas Brawijaya untuk studi di Indonesia.
Dosen Ilmu Politik FISIP UB, Dr. M. Faishal Aminuddin yang menjadi ketua tim dari UB mengatakan skema ini adalah pembiayaan untuk proyek sampai 18 bulan dengan tujuan memitigasi dan menjawab persoalan kesehatan, sosial ekonomi, budaya dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid 19.
“Jadi nanti produk luarannya, selain menjadi bagian publikasi akademik, juga menjadi rekomendasi kebijakan untuk pemerintahan di masing-masing negara,” kata Faisal
Perwakilan dari UoP, Profesor Saseendran Pallikadavath sebagai Principal Investigator dari Inggris menambahkan bahwa topik riset yang meraih hibah dari UKRI ini berjudul “Socio-economic and health impact of Covid-19 on international female migrants and their left-behind families in Indonesia”.
Berawal dari fakta bahwa sebanyak 80 persen atau sekitar 1.3 juta orang pekerja migran internasional adalah perempuan. Riset ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang cepat terkait kondisi pekerja migran perempuan yang terdampak pandemi Covid 19. Bukan hanya mereka yang masih tinggal diluar negeri, melainkan juga bagi keluarga yang mereka tinggalkan.
Riset ini akan dijalankan dengan Sequential mixed methods yang mewawancarai 600 orang anggota keluarga pekerja migran perempuan, lebih dari 90 kepala rumah tangga terseleksi dan survey online terhadap 5.000 pekerja migran diluar negeri. Tahapan kegiatan lainnya adalah wawancara dengan pengambil kebijakan di semua tingkatan pemerintahan, konsultasi dengan stakeholder dan media massa. Semua rangkaian kegiatan diharapkan selesai dalam 18 bulan mendatang.
Dalam riset ini, UB melibatkan mitra dari pemerintah pusat yakni Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak dan BNP2TKI. Selain itu, ada juga dari pihak LSM terdapat Migrant Care, dan beberapa lainnya ditingkat lokal. Dari UB, terlibat didalam tim diantaranya Prof Keppi Sukesi dari Fakultas Pertanian sebagai pakar sosiologi ekonomi dan studi gender dan Dr Sujarwoto dari Fakultas Ilmu Administrasi sebagai ahli kebijakan publik dan kesehatan masyarakat.
Tentang kesuksesan UB menjadi satu-satunya universitas di Indonesia yang mendapatkan hibah dalam hibah kompetitif dari lembaga riset prestisius tersebut Wakil Rektor bidang Akademik, Prof. Dr. Aulanni’am mengatakan keberhasilan ini bisa menjadi pemacu semangat seluruh sivitas UB agar senantiasa mengasah diri agar mampu berkompetisi ditingkat internasional. UB sendiri memfasilitasi banyak kegiatan kolaborasi dengan mitra kerja dari luar negeri melalui berbagai program baik visiting professor sampai dukungan bagi kolaborasi riset internasional.
Secara terpisah, Professor Andrew Thompson, profesor sejarah modern dari Oxford University sebagai UKRI International Champion menyampaikan bahwa untuk menemukan solusi yang langgeng dan berkelanjutan terhadap pandemi ini dan akibatnya, serta untuk membuat kita lebih tangguh di masa depan, kita memerlukan pemikiran, mobilisasi keahlian, dan respons global.
Para peneliti dari seluruh Inggris dan negara-negara berkembang bia mengkombinasikan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam menciptakan solusi inovatif. (Meg)