KANAL24, Jakarta – Selama sepekan perdagangan atau periode 31 Agustus-4 September 2020, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan hingga 7,93 persen menjadi Rp8,68 triliun dari Rp9,43 triliun pada minggu sebelumnya.
Data perdagangan mengenai nilai transaksi harian itu disampaikan Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, di Jakarta, Minggu (6/9/2020).
“Perubahan sebesar 9,72 persen terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian menjadi 715,9 ribu kali transaksi dari 792,96 ribu kali transaksi pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya,” kata Aji.
Sementara itu, penurunan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian, yakni 15,69 persen menjadi 12,72 miliar saham dari pekan sebelumnya sebesar 15,09 miliar saham.
“Nilai kapitalisasi pasar selama sepekan mengalami perubahan sebesar 1,9 persen menjadi Rp6.081,4 triliun dari Rp6.199,05 triliun pada pekan lalu,” ucap Aji.
Dengan demikian, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) selama sepekan tercatat anjlok 2 persen ke level 5.239.
“Investor asing pada perdagangan Jumat (4/9) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp990,86 miliar, sedangkan sepanjang 2020 mencatatkan jual bersih Rp31,2 triliun,” ujarnya.
Lebih lanjut Aji menyebutkan, selama sepekan, BEI menerima lima pencatatan obligasi berkelanjutan, yakni obligasi PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) senilai Rp642,1 miliar, PT Astra Sedaya Finance senilai Rp1,5 triliun, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Rp151 miliar, PT Pupuk Indonesia (Persero) Rp2,44 triliun dan PT Bank Commonwealth Rp1 triliun.
Hingga akhir pekan, menurut Aji, jumlah emisi obligasi dan sukuk di 2020 terdapat 63 emisi dari 45 Perusahaan Tercatat, dengan nilai mencapai Rp51,61 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 449 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp430,96 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan 123 Perusahaan Tercatat.
“Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 108 seri dengan nilai nominal Rp3.335,19 triliun dan USD400 juta. Sedangkan, Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sepuluh emisi senilai Rp7,63 triliun,” kata Aji.(sdk)