KANAL24, Malang – Siswa sekolah dasar penyandang disabilitas di Indonesia telah mendapatkan hak-hak sebagai warga negara dalam UU No.8/2016 Pasal 5 salah satunya hak mendapatkan pendidikan yang layak termasuk bersekolah bersama siswa-siswa regular. Kondisi kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak siswa regular di sekolah dasar belum memahami adanya keberadaan siswa dengan disabilitas di lingkungan sekolah, sehingga sangat memungkinkan terjadi adanya perilaku bullying, ataupun sikap memandang rendah siswa dengan disabilitas, bahkan yang sangat rentan siswa regular enggan untuk berinteraksi dan berteman dengan siswa disabilitas.
“Tapi pada realitanya masih banyak siswa disabilitas merasakan beban mental dan kesulitan dalam hal sosial maupun akademis di sekolah. Butuh pemahaman disability awareness (kesadaran akan keberadaan disabilitas) pada siswa sekolah dasar, kata Faizah, S.Psi,, M.Psi Dosen Psikolog UB Rabu (16/9/2020)
Pemahaman disability awareness ini lanjut Faizah perlu ditumbuhkan dan dikembangkan sejak dini sebagai cara untuk membangun sikap diri dalam berinteraksi dengan siswa disabilitas. Pentingnya hal ini sehingga tim dosen Psikolog pendidikan Universitas Brawijaya oleh Faizah, S. Psi,, M. Psi., Yuliezar Perwira Dara, S. Psi., M. Psi dan Ulifa Rahma, S. Psi,. M. Psi berinisiasi untuk melaksanakan rangkaian kegiatan disability awareness di SDK Charis Malang.
“Kami membuat program webinar melalui cerita bergambar yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman pada siswa regular tentang disabilitas, sehingga siswa sekolah dasar ini akan memiliki pandangan positif untuk dapat berteman dengan siswa disabilitas dalam aktifitas keseharian,” lanjutnya
Pemilihan cerita bergambar ini menurutnya agar leih menarik perhatian anak usia SD dan mudah dalam penyampaian.
“Cerita bergambar yang disajikan dalam bentuk video ini untuk menarik perhatian siswa sekolah dasar agar dapat menangkap pesan isi cerita tentang konsep disability awareness dalam berteman dengan siswa disabilitas, yang diberikan secara bertahap” penuturan Faizah tentang kegiatan ini.
Webinar cerita bergambar ini diberikan dua kali secara daring melalui media Zoom. Webinar pertama didampingi oleh Teacher Mega Priskawati, S. Psi, pemateri oleh Faizah, S. Psi., M. Psi & tim dengan menyajikan video cerita bergambar tema berteman dengan siswa istimewa (yaitu siswa dengan tunanetra) yang dilanjutkan dengan brainstorming dalam menyikapi isi cerita bergambar tersebut dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan ini memberikan pengetahuan pada siswa dalam hal self awareness dan empati antar sesama melalui cerita yang dikemas dalam bentuk video cerita bergambar.
Menurut Teacher Mega yang mendampingi kegiatan hari pertama menuturkan “Program pengabdian masyarakat yg diberikan untuk siswa kelas 4 SD Kristen Charis dikemas dalam cerita bergambar yg menarik, mudah diikuti alur ceritanya sehingga juga bisa dipahami dengan baik oleh para murid. Memberi wawasan baru tentang teman disabilitas yang ada di sekitar siswa dan memberikan sudut pandang yang baik dari sisi sebagai seorang teman” kata Mega Priska.
Hari kedua di dampingi Teacher Jessicha Shirleen Wilona, S.Psi, materi webinar kali ini membahas tentang bagaimana cara berinteraksi kepada teman disabilitas dengan memberikan gambaran profil penyandang disabilitas yang sukses dan cara berteman sehingga membuka wacana siswa akan potensi yang dimiliki oleh setiap orang termasuk penyandang disabilitas, yang akhirnya akan membangun adanya sikap saling menghargai antar sesama. Teacher Jessica mengatakan “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan wawasan dan kesadaran yang baik akan adanya perbedaan di sekitar anak-anak. Anak-anak juga memperdalam konsep saling menghargai dan pertemanan. Metode yang digunakan pun beragam dan sangat menarik. Meskipun terdapat beberapa kendala teknis dalam proses daring, secara garis besar pesan yang disampaikan tetap dapat diterima bahkan diingat dengan baik oleh anak-anak,” ungkap Jessica.
Kegiatan webinar disability awareness ini diikuti oleh siswa kelas 4 SDK Charis Malang pada materi soft skill yang telah di agendakan oleh sekolah, siswa mengikuti kegiatan ini sampai akhir dengan tuntas dan semangat.
Disability awareness yang dibangun sejak dini ini akan membentuk sikap dan perilaku yang positif dikemudian hari antar sesama, sehingga konsep berteman dalam keberagaman akan mudah menghasilkan generasi bangsa yang akan membawa perubahan besar dalam mengembangkan karakter luhur bangsa Indonesia. (sdk)