KANAL24, Malang – Ditengah situasi pandemi covid19 Mahasiswa Fashion Design Universitas Negeri Malang tetap berkarya dengan mempersembahkan Virtual Grand Show Tata Busana UM “ALVERDEN” 2020.Grand show sebagai Final project, rutin dilaksanakan oleh Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana dan D3 Tata Busana. Grand show kali ini mengikutsertakan 63 Young Designer, 20 Profesional Model, dan Menghasilkan 126 Busana Ready To Wear dan Deluxe.
Jika sebelumnya acara Grandshow Tata Busana UM selalu dilaksanakan secara megah di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang. Namun untuk kondisi saat ini, kita semua dihadapkan dengan pandemik yang mengharuskan kita untuk merubah kebiasaan tersebut sehingga panitia mencoba untuk memanfaatkan teknologi yang ada, agar tetap dapat melaksanakan Acara tahunan ini walaupun secara Virtual.
“Tahun ini kami adakan secara virtual pada hari ini senin (21/9) dan awardingnya pada 23 september 2020,” kata Maulida Putri Ketua Pelaksana Grand Show
Dalam keterangan persnya Maulida menjelaskan tema “Alverden” adalah tema yang diusung pada Virtual Grandshow tahun ini. Kata Alverden di ambil dari bahasa Denmark yang berarti bumi. Tema ini dipilih dengan makna semangat untuk menjaga bumi. Rancangan karya para desainer muda ini didasari semangat untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam produk fashion dan ramah lingkungan.
“Ada enam sub tema dari Alverden yang kami angkat pada tahun ini,” lanjut mahasiswi FT UM ini.
Enam sub tema tersebut adalah 1) Akasha : “asal usul proses terbentuknya alam semesta yang terdiri dari 5 elemen terutama yaitu air(water), api (fire), udara (air), tanah (earth) dan ruang (eather/void). Akasha merupakan penerapan konsep spiritual dalam trend Forecasting 2021/2022. Kedua Osnova : “osnova diambil dari bahasa Bulgaria yang memiliki arti “dasar”. Konsep Osnova menunjukkan gaya yang simple dan minimalis, atau atas dasar kesadaran untuk tidak berlebihan. Tampilan busana yang tampak, yaitu bersih, tenang, terkendali, dan simpel dengan memasukkan unsur basic dan autentik”.
Ketiga Extortion : “tema ‘extortion’ diambil dari bahasa Inggris yang memiliki makna ‘Pemerasan’, merupakan salah satu penerapan konsep ‘exploitation’. Pada tema ini menampilkan busana yang memiliki kesan maksimal, serba menonjol dan berlebihan, menggunakan warna yang berani dan kuat, serta banyak menggunakan teknik kamuflase dan overlaping”. Sub kemepat adalah Voyages : “sebuah tema yang menunjukkan keceriaan dengan tujuan agar tidak mudah berputus asa. Tema ini menerapkan konsep ‘Exsplorasi’ dalam trend forecasting 2021/2022. Tampilan hologram, dreamy hingga metalic muncul dalam tema ini. Voyages juga dapat berarti menjelajah keindahan-keindahan alamiah di bumi”.
Kelima Agatya : “agatya dalam bahasa Kanada memiliki arti kesederhanaan atau sesuatu yang mendasar. Karya-karya Agatya sendiri mengutamakan kesederhanaan, kemurnian kualitas dengan konsep esensialitas. Kelompok agatya merupakan kelompok orang yang peduli akan lingkungan dan kehidupan sosial paling mendasar dari kehidupan manusia. Terahir Regrow : “regrow (tumbuh kembali) ibarat sebuah pohon yang terus bertumbuh, maka hidup kita harus selalu tumbuh dan berubah. Tema ini menerapkan konsep exsploitasi dalam karya karyanya. Penggunaan bahan bahan baru dan berlebihan untuk mendapatkan hasil yang berbeda dari sebelumnya.
“ Proses dari semua ini diawali setiap mahasiswa melakukan serangkaian tahapan dan proses, yang dimulai dari Riset tema, konsultasi konsep ( main mapping), pembuatan moodboard, konsultasi desain, konsultasi bahan, konsultasi pola, proses produksi, Final Assesment dan Pengambilan foto serta video. Semua tahapan itu dilalui Mahasiswa secara daring dengan memanfaatkan teknologi yang ada,” pungkas Maulida.(sdk)