KANAL24, Malang – Potensi agroindustri herbal berbasis desa di Pacitan cukup besar. Selain kondisi alamnya mendukung, biaya investasinya pun relatif terjangkau. Namun untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sinergi dengan beberapa pihak, salah satunya dengan perguruan tinggi melaui program doktor mengabdi.
Program Doktor Mengabdi merupakan salah satu terobosan pengabdian dari LPPM UB yang bersifat komprehensif dan berkelanjutan guna penerapan IPTEK dan perbaikan tata nilai di masyarakat.
Melalui hibah program Doktor Mengabdi 2020 dari LPPM UB, tim dosen yang diketuai oleh Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad, MP (FTP) dengan menggandeng anggota Dr. Ir. Nurul Aini, MS (FP), Ir. Hermanto, MP (FAPET) dan Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP (FTP) melakukan pengembangan produk berbasis tanaman herbal di Desa Pucangombo, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan. Program DM ini juga melibatkan 4 mahasiswa KKNT.
“Kami melihat Pucangombo ini ideal untuk dikembangkan agroindustri herbal sehingga kami ajak dosen dari lintas fakultas dan mahasiswa untuk terlibat,” kata Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad MP kepada kanal24.co.id, Selasa (20/10/2020).
Ari menjelaskan pelaksanaan Doktor Mengabdi (DM) 2020 diawali dengan melakukan pemetaan potensi Desa Pucangombo yang dikenal sebagai desa penghasil tanaman herbal.
“Pemetaan ini penting agar ada data potensi dan juga faktor pendukung serta penghambat dapat diketahui sebagai bahan melakukan tindakan,” lanjutnya.
Salah satu faktor penunjang keberhasilan pengembangan sistem agroindustri di pedesaan adalah penggunaan teknologi tepat guna, efisien dan mudah diterapkan.
Salah satunya teknologi Pengering ERK (Efek Rumah Kaca) sebagai teknologi yang terjangkau dan efektif diterapkan di Desa Pucangombo mengingat selama ini tanaman herbal seperti kunyit, jahe dan temulawak dijual dalam bentuk basah sehingga hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan biaya tanam maupun perawatan.
“Dari pemetaan kami temukan bahwa desa ini memerlukan alat pengering tanaman herbal untuk meningkatkan nilai jual,” tambah Ary.
Untuk itu TIM DM UB menghibahkan peralatan berupa alat pengering ERK, mesin perajang empon-empon dan mesin press kemasan serta mengedukasi masyarakat Desa Pucangombo dalam hal pemberdayaan ekonomi produk herbal unggulan mulai dari penanganan pasca panen, inisiasi teknologi pengolahan tanaman herbal, pelatihan pembuatan stiker produk dan pemasaran produk herbal yang dibantu oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) UB selama satu bulan.
“Mahasiswa kami libatkan untuk melakukan pendampingan mulai dari pemetaan potensi desa, membentuk BUMDes, produksi, pengemasan hingga pemasaran produk herbal,” kata dosen FTP ini.
Ary berharap dengan adanya pengembangan Agroindustri Herbal mampu memaksimalkan pengelolaan potensi dan meningkatkan perekonomian desa sehingga tercipta desa unggul, mandiri dan menjadi kawasan terpadu.
“Ujungnya kami berharap program DM UB ini ada inovasi pertanian, peningkatan kesejahteraan petani dan menimbulkan dampak ekonomi berkelanjutan,” pungkasnya. (sdk)