KANAL24, Malang – Budidaya udang vaname merupakan salah satu usaha yang tetap survive meskipun diterjang wabah Covid-19. Hal ini karena permintaan ekspor dan kebutuhan pasar lokal yang tetap tinggi dengan harga yang tetap stabil.
Namun, sampai saat ini usaha budidaya udang vaname sering kali terkendala serangan penyakit sebagai akibat kualitas air yang tidak terkontrol dengan baik dan berdampak gagal produksi atau terpaksa panen sebelum waktunya. Akibat hal tersebut pembudidaya sering merugi.
Fenomena ini mendorong tim pengabdian masyarakat Doktor Mengabdi (DM) LPPM-Universitas Brawijaya yakni Dr. Asus Maizar SH., SPi., MP (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB) sebagai koordinator, dengan anggota Dr. Yuni Kilawati., SPi., MSi. (FPIK UB), dan Sisca Fajriani SP., MP (Fakutas Pertanian UB) berupaya memberikan solusi melalui sosialisasi penyuluhan dan wawasan tentang manajemen usaha budidaya ditunjang dengan sanitasi lingkungan budidaya dalam rangka menjaga mutu produksi dan peningkatan produksi.
Di kegiatan ini, tim DM UB bermitra dengan petambak udang dari Desa Gending dan Desa Talang Kabupaten Probolinggo. Selain itu, juga melibatkan tujuh mahasiswa yang sedang menempuh praktek kerja magang (PKM) untuk melakukan pengukuran kualitas air bersama pembudidaya serta pengontrolan penyakit yang berada di tambak udang vaname pada masing-masing mitra di Desa Gending dan Talang.
“Hasil dari program ini yaitu berupa data kontrol kualitas air secara periodik sehingga dihasilkan data temporal dalam rangka untuk menganalisis adanya hubungan antara kualitas air terhadap serangan penyakit,” ujar Asus Maizar kepada kanal24.co.id, Selasa (20/10/2020)
Lanjutnya, metode yang diterapkan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan tentang pengelolaan kualitas air budidaya, praktek secara langsung cara pengontrolan kualitas air, demo penggunaan alat ukur kualitas air serta hibah alat ukur kualitas air untuk masing – masing mitra berupa Oximeter (alat ukur oksigen terlarut, suhu), plankton net, test kit ammonia, test kit nitrit, serta monitoring dan evaluasi keberhasilan kegaiatan DM tentang dampak kegiatan secara langsung terhadap peningkatan produksi udang yang dibudidayakan. Menurut dosen FPIK itu, kegiatan yang telah dilakukan oleh tim meliputi penyuluhan dilanjutkan dengan kegiatan hibah alat. Selanjutnya untuk memantau keberhasilan kegiatan maka dilakukan monitoring serta evaluasi oleh tim dari kegiatan yang telah terlaksana.
“Hasil yang telah dirasakan dari kegiatan ini, pembudidaya menyampaikan bahwa telah secara rutin mengontrol kualitas air karena telah memiliki alat kualitas air yang memadai. Hal ini sangat bermafaat bagi mitra, karena menurut mereka bila terjadi kendala kualitas air yang turun segera dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki sehingga udang tetap dalam kondisi yang sehat tidak mudah terserang penyakit dan pada akhinya produksi dapat meningkat,” pungkas dosen FPIK tersebut. (Meg)