KANAL24, Jakarta – Pada Kuartal III-2020, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 39,5 persen (year-on-year) menjadi Rp1,12 triliun. Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2020, Bank BTN memperkirakan laba bersih berada di kisaran Rp1,1 triliun-Rp1,2 triliun.
“Di tengah tekanan akibat pandemi, kenaikan laba bersih Bank BTN menjadi bukti bahwa strategi yang kami lakukan berada pada jalur yang tepat. Hingga akhir tahun nanti, kami optimistis target laba bersih akan tercapai,” kata Direktur Utama BBTN, Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Pahala menyebutkan, perolehan laba bersih mencapai Rp1,12 triliun tersebut ditopang oleh penurunan beban bunga dan efisiensi. Beban bunga BBTN pada Kuartal III-2020 menurun 3,49 persen (y-o-y) menjadi Rp11,95 triliun. Penurunan beban bunga itu dipengaruhi oleh aksi korporasi dalam pemangkasan dana mahal.
Sehingga, lanjut Pahala, cost of fund bisa ditekan sebesar 70 basis poin (bps) sejak akhir 2019. Strategi efisiensi Bank BTN juga sukses menekan cost to income ratio yang pada akhir September 2020 menurun 141 bps menjadi 55,72 persen.
Pada Kuartal III-2020, kata Pahala, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami peningkatan sebesar18,66 persen menjadi Rp273,33 triliun. Kenaikan DPK ini ikut menekan loan to deposit ratio (LDR) ke level 93,26 persen dan memperkuat liquidity coverage ratio (LCR) menjadi 178,4 persen dari 131,12 persen pada Kuartal III-2019.
Sementara itu, per akhir September 2020 tingkat kecukupan modal (CAR) BBTN tercatat sebesar 18,95 persen. Sehingga, menurut Pahala, kecukupan modal BBTN tersebut semakin membuka ruang gerak BBTN dalam melakukan fungsi intermediasi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pada Kuartal III-2020 total penyaluran kredit dan pembiayaanÂ
BBTN mencapai Rp254,91 triliun atau menurun 0,8 persen (y-o-y). Dia memperkirakan, pertumbuhan kredit Bank BTN hingga akhir tahun ini akan berada di kisaran 2-3 persen (y-o-y), karena tren penyaluran kredit BBTN mengalami pertumbuhan secara bulanan.
Pahala menyebutkan, pada April 2020 penyaluran kredit sebesar Rp1,88 triliun, Juni 2020 sebesar Rp3,04 triliun dan pada September 2020 sebesar Rp4,4 triliun. “Pada Oktober ini penyaluran kredit diperkirakan di atas Rp5 triliun dan akan terus meningkat pasa November dan Desember 2020,” imbuhnya.
Menurut Pahala, tingkat rasio kredit bermasalah (NPL net) BBTN per September 2020 sebesar 2,26 persen, sedangkan NPL gross tercatat sebesar 4,56 persen. “Sampai akhir 2020, NPL gross kami diperkirakan di bawah 4,5 persen,” ucap Pahala.(sdk)