KANAL24, Malang – Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran merupakan salah satu sentra produksi padi di Kabupaten Malang. Produksi beras di desa tersebut memiliki keunggulan, yakni rasanya yang enak. Selain itu, Gabah Kering Giling (GKG) hingga menjadi beras hanya mengalami sosot berat kurang lebih 32-35 persen. Nilai ini lebih rendah dibandingkan rata-rata sosot berat yang mencapai lebih besar dari 35 persen.
Di desa tersebut terdapat 4 penggilingan padi yang salah satunya adalah unit usaha Rice Miling Unit (RMU) dari Kelompok Tani Harapan 4. Unit usaha ini berkapasitas penggilingan kurang lebih 1-1,5 ton per harinya. Kemudian, di bulan November 2019 poktan mitra memperoleh bantuan alat penggilingan baru Rice Milling Plant (RMP) dari Dinas Kabupaten Malang yang mampu melakukan penggilingan padi hingga 5 ton per hari. Akan tetapi, ada kendala yang dihadapi yaitu persaingan mencari bahan baku gabah dan adanya perubahan alat penggilingan yang membutuhkan penanganan dan manajemen yang berbeda.
Melihat permasalahan itu, tim Laboratorium Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Pembangunan (EPKP) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) melakukan program pengabdian masyarakat. Ketua tim, Dr. Ir. Rini Dwiastuti, MS mengatakan pada tahun sebelumnya Lab. EPKP sudah melakukan pendampingan analisis nutrisi dan design serta kemasan sekaligus bantuan kemasan untuk peningkatan usaha penggilian padi.
“Mengingat penggilingan padi memiliki peran penting karena merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras maka menjadi suatu hal yang urgent untuk mengatasi masalah berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat,” imbuh Rini, Senin (2/11/2020)
Lanjutnya, di tahun 2020 ini perlu dilakukan program pengabdian lanjutan untuk memfasilitasi masyarakat mengatasi permasalahannya sesuai dengan misi institusi yakni meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Adapun mitra yang terpilih sesuai rekomendasi dari BPP Pagelaran yaitu Poktan Harapan 1. Poktan ini terpilih karena sudah mampu melakukan penggilingan sebanyak 1-1,5 ton per hari untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat Desa Kanigoro.
“Secara garis besar, kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan lancar walaupun ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal, karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya social distancing. Adapun output yang telah dicapai adalah tersusunnya peta potensi bahan baku gabah setiap bulan, modul pembuatan laporan keuangan RMU, perhitungan analisis kelayakan finansial, serta peta potensi pasar untuk produk dari mitra,” pungkasnya. (Meg)