KANAL24, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa harapan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional adalah dengan mempercepat realisasi penyaluran bantuan untuk mendorong peningkatan konsumsi domestik. Sebab hal itu dianggap cara yang paling ringan dibandingkan dengan mengenjot faktor penentu pertumbuhan ekonomi lain seperti investasi, ekspor – impor dan lainya.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, memaparkan konsumsi domestik yang bisa dipercepat yaitu konsumsi pemerintah, konsumsi LNPRT (Lembaga Non Pemerintah penyedia kebutuhan Rumah Tangga) dan konsumsi rumah tangga.
Ketiganya saling berkaitan sehingga perlu ada upaya koordinasi yang baik agar ketiga belanja di tiga sektor ini bisa segera terlaksana dengan lebih optimal. Menurutnya, Indonesia tidak bisa terlalu banyak berharap kinerja nett ekspor – impor bisa meningkat signifikan. Pasalnya negara-negara mitra Indonesia juga sedang mengalami persoalan yang sama yaitu covid-19 yang membuat arus barang dan jasa tersendat.
“Perekonomian kita lebih banyak didukung sektor domestik, dimana kita punya 272 juta orang ini potensi luar biasa yang tidak terganggu oleh covid-19 sebab mereka semua butuh kebutuhan primer. Kalau andalkan ekspor – impor kan memang terganggu sebab ekonomi kita tidak terlalu didukung oleh international trade,” tutur Wimboh dalam keterangannya, Jumat (20/11/2020).
Wimboh menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini diperkirakan akan berada di level -1,7 persen hingga 0,6 persen. Sementara di tahun 2021 mendatang diperkirakan akan berada di level 4,5 persen hingga 5,5 persen. Sementara khusus di triwulan IV 2020 asumsi pertumbuhan ekonominya akan berada di level -1 persen hingga 0,4 persen.
“Kita prediksi sampai akhir tahun akan minus tapi lebih kecil bahkan syukur bisa plus. Negara kita cukup resilience karena struktur ekonomi kita itu lebih banyak ditopang oleh konsumsi domestik,” pungkasnya.(sdk)