KANAL24, Malang – Atas inisiasinya membentuk gerakan Kampung Tangguh di masa Covid-19, Mangku Purnomo, SP., M.Si., Ph.D menerima penghargaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang selaku inovator Kampung Tangguh Covid-19 dalam upaya mendukung program kesehatan nasional. Pemberian penghargaan ini diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56 Tahun 2020 di Pendopo Agung Kabupaten Malang, sabtu (21/11/2020).
Dikonfirmasi kanal24.co.id, Wakil Dekan Bidang Keuangan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) tersebut bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada tim Kampung Tangguh yang turut bekerja sama menginstall sistem ini di masyarakat. Ia juga menceritakan awal mula dirinya menyusun gerakan Kampung Tangguh tersebut.
“Motivasi sistem ini disusun, karena memang pada masa Covid-19 yang diperlukan bukan hanya petugas kesehatan, melainkan juga perlu melibatkan masyarakat secara luas hingga pada level yang paling kecil. Oleh karena itu, muncullah sistem Kampung Tangguh,” ujar Mangku.
Lanjutnya, pandemi Covid-19 ini diprediksi akan berlangsung lama dan kecil kemungkinan negara menggunakan APBN dapat terus membiayai aktifitas-aktifitas pencegahan, dsb. Sehingga, masyarakatlah yang harus bersatu padu, gotong-royong minimal untuk mengurus bantuan sosial yang mana Pemerintah tidak bisa mengcover semua warga yang terdampak.
Masyarakat sekitar atau lembaga lain yang lebih mampu bisa menyalurkan bantuan dan teradministrasi dengan baik di masyarakat. Selain itu, gerakan Kampung Tangguh juga mengatur tentang kesehatan, lumbung pangan, keamanan, serta penanganan semisal ada warga yang sakit. Sehingga sistem ini diciptakan supaya hal-hal yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan Covid-19, masyarakat bisa melakukan penanganan secara mandiri.
“Saat awal pandemi masuk ke Indonesia, semua penanganannya masih sporadis dan pelibatan masyarakat hanya berupa himbauan. Maka ketika gerakan Kampung Tangguh ini kita rumuskan di Universitas Brawijaya dan dipakai oleh masyarakat, Alhamdulilah hasilnya cukup efektif,” imbuh Dosen Sosial Ekonomi FP UB itu.
Kampung tangguh ini menjadi dasar untuk pemulihan ekonomi, keamanan, dan pemulihan kehidupan masyarakat yang lebih baik setelah Covid-19. Karena jangan sampai penanganan masalah selama pandemi ini tidak dikaitkan langsung dengan penanganan-penanganan pemulihan ekonomi pasca itu.
Gerakan Kampung Tangguh sendiri memiliki 7 kriteria ketangguhan, yaitu tangguh logistik, tangguh sumber daya manusia (SDM), tangguh informasi, tangguh kesehatan, tangguh keamanan dan ketertiban, tangguh budaya, dan tangguh psikologis.
Dari penghargaan yang diterimanya, Mangku berharap masyarakat semakin familier dan tertib menjalankan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak). Kemudian, yang tidak kalah penting adalah mulai merumuskan bagaimana produktivitas dapat kembali berjalan mulai dari tinggak individu hingga negara sehingga ekonomi akan kembali tumbuh.
“Semoga dengan kenormalan baru ini masyarakat semakin siap dan Kampung Tangguh tidak hanya digunakan pada masa pandemi tetapi juga untuk maintenance perubahan perilaku masyarakat agar menjadi tanggap dan mampu menyelesaikan baik persoalan terkait Covid-19 ataupun yang lain,” tandasnya. (Meg)