KANAL24, Jakarta – Nama bank hasil merger antara PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) nantinya adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Nama ini akan digunakan secara efektif oleh BRIS selaku bank yang menerima proses penggabungan.
Untuk selanjutnya, perubahan nama tersebut akan diikuti dengan pergantian logo. Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN , mengatakan pasca merger, bank hasil penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 Direksi. Nama-nama tiap direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas syariah (DPS) bank hasil penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS yang rencananya akan dilaksanakan pada 15 Desember 2020 mendatang.
Adapun posisi 10 direksi yang akan mengelola jalannya usahanya terdiri dari direktur utama, dua posisi wakil direktur utama, dan masing-masing satu direktur wholesale & transaction banking, retail banking, sales & distribution, information technology & operations, risk management, compliance & human capital, serta finance & strategy. Ditegaskannya bahwa seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN bisa selesai dilakukan.
Dia memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai Top 10 bank terbesar di Indonesia. Untuk publikasi perubahan ringkasan rancangan penggabungan usaha dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator.
“Sebagai entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya. Dengan direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” ujar Hery yang kini menjadi Dirut Bank Syariah Mandiri, Jumat (11/12/2020).
Sementara itu Direktur Utama BRIS, Ngatari menambahkan bahwa untuk meresmikan penggabungan bank syariah tersebut masih ada sejumlah tahapan yang harus termasuk memperoleh persetujuan dari regulator- regulator terkait. Seluruh proses akan dilakukan secara saksama sesuai regulasi yang berlaku.
Ngatari mengklaim bahwa saat ini manajemen telah memiliki rancangan nama baru untuk menjadi identitas bank hasil merger. Dia optimis dengan identitas baru tersebut nantinya akan semakin memicu semangat tim untuk menuntaskan proses merger hingga bisa memulai beroperasi.
“Kami menjamin semua proses merger sampai tuntas nanti akan dilakukan dengan mengedepankan para karyawan, nasabah, dan mitra usaha. Kami masih menjalankan sejumlah proses agar dapat memperoleh semua persetujuan dari regulator. Hingga proses tersebut selesai, semua operasional dan layanan tetap berjalan normal dan optimal,” ujar Ngatari.
Sementara itu Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo menambahkan, penetapan nama dan struktur kepengurusan baru bagi bank hasil penggabungan sejalan dengan upaya pemerintah membentuk ekosistem halal serta mendorong perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Menurutnya dengan struktur yang baru, gerak bank hasil merger diyakini akan semakin lincah dan mampu menjawab tantangan serta segala kebutuhan masyarakat atau nasabah.
“Pengelolaan bank hasil merger yang akan dilakukan oleh para profesional yang berpengalaman di bidangnya akan membantu mewujudkan salah satu tujuan dari penggabungan ini, yakni menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai jangkar dalam ekosistem industri halal dan mendukung visi untuk memposisikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi Syariah dunia,” ucap Firman.(sdk)