KANAL24, Jakarta – Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh 5,0% pada 2022 dan tahun depan sebesar 5,2%, seiring makin pulihnya permintaan domestik.
“Setelah merosot pada kuartal ketiga, perekonomian Indonesia membaik dengan cepat dan menutup 2021 dengan keluaran yang lebih tinggi ketimbang masa pra-pandemi 2019. Pertumbuhan terjadi di berbagai bidang dan akan menguat pada 2022 seiring normalisasi kegiatan ekonomi,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, dalam keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).
“Pengeluaran rumah tangga dan investasi memasuki 2022 dengan momentum yang kuat dan gelombang Covid-19 ketiga hanya berdampak minimal terhadap pertumbuhan. Namun, jika invasi Rusia terhadap Ukraina berlarut-larut, hal ini dapat berdampak signifikan pada inflasi dan keseimbangan fiskal,” ujar Jiro.
Asian Development Outlook (ADO) 2022 menyebutkan pengeluaran konsumen dan kegiatan manufaktur di Tanah Air terus tumbuh karena naiknya pendapatan, pekerjaan, dan optimisme. Investasi terbantu oleh naiknya permintaan, perbaikan iklim investasi dan iklim berusaha, serta pemulihan kredit.
Inflasi, yang mencapai rata-rata 1,6% tahun lalu, diperkirakan naik menjadi 3,6% pada 2022, karena pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan harga komoditas yang lebih tinggi, tetapi masih akan berada dalam rentang target Bank Indonesia.
Inflasi diperkirakan turun ke posisi 3,0% pada 2023 seiring meredanya kenaikan harga komoditas. Namun, harga yang lebih tinggi untuk ekspor komoditas Indonesia akan mengimbangi menyusutnya volume ekspor, sehingga menjaga neraca transaksi berjalan tetap imbang dan menghasilkan tambahan pendapatan.
Untuk jangka menengah, laporan tersebut merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan digitalisasi demi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan, yang akan membantu Indonesia mencapai sasarannya, yaitu meningkatkan PDB per kapita ke taraf negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
Berbagai perusahaan akan memerlukan bantuan agar dapat meningkatkan transfer teknologi, mendorong penelitian dan pengembangan untuk inovasi, serta mengakses angkatan kerja yang melek teknologi.
“Beberapa kebijakan yang penting untuk mendukung hal ini antara lain investasi pemerintah dalam infrastruktur digital, insentif fiskal, dan reformasi regulasi,” ucap Jiro.(sdk)