KANAL24, Malang – Saat ini marak hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian yang mewarnai proses komunikasi di media digital. Indonesia bisa disebut berada dalam lampu merah “bencana komunikasi”. Rendahnya literasi serta sifat media digital yang membuat komunikasi dilakukan tanpa bertatap muka menjadi tantangan untuk menjaga nilai-nilai kearifan bangsa. Nilai-nilai gotong royong, ewuh pakewuh, sambung roso dan saling menghormati dan menghargai yang merupakan kearifan lokal sesuai filosofis bangsa, Pancasila.
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya memberikan perhatian besar pada situasi ini dengan menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk Membumikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Praktek Komunikasi di Era Digital, pada Sabtu 7 Maret 2020 di Gedung Nuswantara FISIP, pukul 08.00-12.30 WIB.
“Degradasi nilai-nilai Pancasila akibat pertemuan budaya dan ideologi yang makin intensif di era digital telah terjadi. Deteritorialisasi budaya akibat media digital membuat borderless geografis telah mereduksi kearifan local kita, terutama pada generasi muda. Semua itu karena proses komunikasi, yang membuat kami ikut bertanggung jawab,” kata Rachmat Kriyantono, PhD, Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP UB. Rachmat, yang juga Ketua Panitia Pelaksana, menambahkan bahwa Kuliah Umum ini diharapkan membuka kesadaran akademis para dosen dan mahasiswa agar praktek-praktek komunikasi tidak makin menjauh dari nilai-nilai Pancasila karena Pancasila sebenarnya merupakan titik pusat harmoni segala bidang kehidupan masyarakat Indonesia.
Rachmat menginformasikan bahwa Kuliah Umum ini langsung menghadirkan Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Dr. Hariyono. Diundangnya BPIP karena sebagai lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Diharapkan, Kuliah Umum ini benar-benar mampu mencapai sasaran strategis yang dicanangkan, yakni menjadikan pelaku-pelaku komunikasi sebagai aktor Pancasila dalam praktek komunikasi di industri informasi digital,” papar Rachmat.
Prof. Dr. Hariyono juga didampingi narasumber ahli yang lain, yakni Dosen Senior Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP UB, Dr. Antoni. “Dr. Antoni akan mendialogkan sosialisasi Pancasila dalam perspektif teori-teori Komunikasi, yang memang menjadi spesialisasinya,” ungkap Rachmat.
Rachmat menambahkan bahwa Kuliah Umum ini penting juga sebagai sarana konfirmasi publik terhadap isu-isu kontemporer. Isu-isu tersebut antara lain isu dipertentangkannya Pancasila dan agama, isu tentang keinginan mengganti NKRI karena menganggap Pancasila tidak ssesuai syariat, termasuk isu salam Pancasila.(sdk)