KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berpotensi melenajutkan tren bearish, setelah kemarin kembali anjlok dengan penurunan sebesar 2,69 persen ke level 5.535.
Menurut analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, di Jakarta, Jumat (28/2/2020), breakout support level terendah di 2018 membuat posisi IHSG secara teknikal merupakan yang terlemah sejak dua tahun terakhir.
Dia menyebutkan, penurunan IHSG sejalan dengan indikator RSI yang masih terlihat bearish di area jenuh jual. Indikator Stochastic mengalami golden-cross dan belum menunjukkan kondisi jenuh jual, sedangkan MACD kian melebar yang membuat divergen negatif pada histogram.
“Secara teknikal, apabila IHSG tidak mampu kembali di atas level support terendah 2018, pergerakannya akan melaju bearish untuk menguji support selanjutnya. Pergerakan IHSG pada akhir pekan berada di kisaran 5.487-5.620,” ujar Lanjar.
Dengan demikian, jelas Lanjar, adanya potensi penurunan lanjutan pada laju IHSG hari ini bisa disikapi para investor dengan mengakumulasi saham LSIP, BBCA, BRPT, KLBF, SCMA dan TLKM.
Sementara itu, menurut analis Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya, saat ini IHSG memiliki rentang support-resistance di level 5.490-5721. “Saat ini IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar di tengah gejolak market global dan regional,” katanya.
Dia menambahkan, peluang kenaikan IHSG masih cukup besar, sehingga koreksi wajar bisa dijadikan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian. “Hari ini IHSG berpotensi menguat,” ucap William.
Lebih lanjut William menyatakan, peluang pembalikan arah menguat pada laju IHSG hari ini bisa dimanfaatkan investor dengan mengoleksi saham BBNI, ASII, JSMR, SRIL, BBCA, ASGR, ROTI, WIKA, TBIG, ADHI, TLKM dan HMSP. (sdk)