Kanal24 – Laporan e-Conomy SEA 2022 memprediksi total nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai GMV (Gross Merchandise Value) 77 miliar dolar AS pada akhir tahun 2022.
“Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Vietnam) tetapi selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf di Jakarta (8/11/2022).
Randy menambahkan bahwa untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek, perusahaan kini lebih fokus pada pencapaian profitabilitas melalui pengurangan biaya dan optimalisasi operasional.
Ekonomi digital diproyeksikan mencapai US$130 miliar pada tahun 2025, tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 19%, dan diperkirakan akan meningkat lebih dari tiga kali lipat antara US$220 miliar dan US$360 miliar pada tahun 2030.
Di Indonesia, e-commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan adalah tiga layanan digital teratas di Indonesia, dan tingkat penggunaannya di kalangan pengguna digital perkotaan hampir merata.
E-commerce terus mendorong ekonomi digital dan diperkirakan mencapai US$59 miliar pada tahun 2022. Meskipun aktivitas belanja offline kini mulai pulih, belanja online menyumbang 77% dari ekonomi digital.
Selain itu, sektor transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai GMV US$8 miliar pada tahun 2022 dan terus tumbuh dengan CAGR 22% menjadi GMV US$15 miliar hingga tahun 2025. Sedangkan perjalanan online telah kembali dengan pertumbuhan 60% (year-on-year/YoY) mencapai US$3 miliar pada tahun 2022.
Pada tahun 2022, Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$266 miliar dan terus tumbuh sebesar 17% mencapai GTV US$421 miliar hingga 2025.
“Setelah bertahun-tahun mengalami akselerasi, pertumbuhan penggunaan teknologi digital kini berangsur normal, dengan kalangan mampu dan kaum muda yang melek teknologi di perkotaan menjadi pengguna terbesar layanan digital,” kata Randy.
Menurutnya, sebagian besar peamin digital mengalihkan prioritasnya dari akuisisi pelanggan baru ke menciptakan engagement yang lebih dalam dengan pelanggan yang sudah ada.
Laporan e-Conomy SEA merupakan laporan multi-tahunan yang menggabungkan data dari Google Trends, data dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company, selain juga memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.