KANAL24, Malang – Lima mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil menyabet medali emas pada ajang invention competition World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC) yang dilaksanakan pada 17-20 Juni 2021. Mereka adalah Rizki Chandra Maulana mahasiswa Teknik Elektro 2018, Anita Dominique Subali mahasiswa Pendidikan Dokter 2018, Abdul Mudjib Sulaiman Wahid mahasiswa Teknik Mesin 2018, Aiman Muhamad mahasiswa Teknik Elektro 2019, Muhammad Farras mahasiswa Teknik Informatika 2019 dibimbing oleh Ir. Nurussa’adah, M.T. Mereka menciptakan teknologi yang berfungsi untuk memonitor jantung.
Rizki Chandra Maulana selaku perwakilan tim, kepada kanal24.co.id mengatakan penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian tertinggi akibat henti jantung mendadak. Berlangsung singkat dan tidak terduga serta dengan gejala yang tidak spesifik membuat henti jantung gagal dikenali sehingga pertolongan terlambat diberikan dan menurunkan tingkat harapan hidup.
“Masalah henti jantung merupakan ancaman kesehatan yang serius di mana membutuhkan perhatian kita semua. Oleh karena itu, kami menciptakan Si-Sca teknologi solutif dan inovatif berdasar Internet of Things yang dapat memonitor fungsi jantung secara kontinyu, melakukan deteksi henti jantung, serta memberikan intervensi defibrilasi tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa,”terangnya, Selasa (23/6/2021).
Si-Sca menawarkan solusi yang holistik berupa kaos terintegrasi smartphone yang memadukan fungsi monitor jantung untuk deteksi dini kelainan ritme jantung sekaligus memberikan intervensi berupa energi defibrilasi dengan segera manakala terjadi gejala henti jantung mendadak (Sudden Cardiac Arrest).
Pada praktiknya, Si-Sca menggunakan teknik Poincare Plot of RR-Interval Difference (PORRID) yang dinilai memiliki akurasi, spesifisitas, dan sensitivitas yang tinggi (>90 persen). Dalam segi kenyamanan dan keamanan, bahan kaos pada Si-Sca terbuat dari bahan katun yang lembut dan komponen elektrik Si-Sca dilindungi oleh waterproof case. Selain itu, Si-Sca memiliki emergency button yang berperan sebagai keamanan apabila terjadi kesalahan deteksi.
“Saat ini, inovasi kami masih dalam tahap prototyping yang didanai oleh Kemendikbud-ristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021,” kata Chandra.
Chandra dan rekan-rekannya berharap agar inovasi yang mereka ciptakan dapat berhasil dalam tahap prototyping, pengujian dan pengembangan, sehingga inovasi ini dapat diimplementasikan secara langsung sebagai fasilitas kesehatan bagi masyarakat penderita penyakit jantung coroner.
Sebagai informasi, World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC) merupakan invention competition yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) dan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia yang bekerjasama dengan Malaysia Innovation,Invention and Creativity Association, Alpha Science Educational Project Turkey, Department of Food Science and Technology IPB, Actuatial Science Department ITS, LPPM Universitas Negeri Medan. Acara ini sebagai wadah pembelajaran yang tepat untuk membina generasi muda Indonesia. (Meg)
