Kanal24, Malang – Minimnya alat peraga untuk menunjang pembelajaran di sekolah yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang tidak dapat dijadikan alasan siswa tidak dapat berprestasi. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), Niken Aria Putri Aprilia bersama timnya dari mitra Tanoto mengembangkan POE, Pop Up Book Augmented Reality Technology.
Alat peraga tersebut mendapatkan penghargaan Gold Medalist of Tanoto Student Research Award 2022 National Interdisciplinary Capstone Design Challenge (ICDC). Perlombaan yang diselenggarakan pada awal November 2022 ini diikuti oleh 5 mitra Tanoto, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Brawijaya.
Niken bersama timnya membawa gagasan Jelajah Alam bersama POE yang merupakan pop-up book digital berbasis teknologi augmented reality. Inovasi ini hadir bertujuan untuk mengikis stigma siswa sekolah dasar terhadap buku pembelajaran yang dianggap membosankan.
POE, Pop Up Book Augmented Reality Technology (Goldi/LetsTalk)
Alat peraga yang dapat digunakan secara offline dan online ini dikerucutkan untuk siswa kelas 5 SD dengan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan tema ekosistem.
“Kami membuat desain buku pop-up 3 dimensi yang full warna dan animasi, disertai dengan penambahan tokoh atau karakter utama bernama POE, lengkap dengan alur cerita petualangan untuk menjelajahi setiap ekosistem, dan kuis interaktif untuk mengasah pengetahuan,” jelasnya.
Berkelompok dengan mahasiswa yang berbeda, Niken dan kelompoknya memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam pembuatan inovasi. Dari teknik komputer UNDIP dan hasil hutan IPB sebagai penanggung jawab utama terkait teknologi Augmented Reality (AR). Sedangkan sains teknologi farmasi ITB, kimia UI dan Niken sebagai penanggung jawab design dan percetakan buku.
Contoh menggunakan Pop Up Book Augmented Reality Technology dengan Smartphone (Goldi/LetsTalk)
Alat peraga tersebut diberi nama “Jelajah Alam bersama Poe”. Poe sendiri merupakan tokoh utama dalam buku pop up ekosistem.
Buku Jelajah Alam bersama Poe ini dapat digunakan untuk belajar secara offline. Jika ada keterbatasan untuk penggunaan smartphone atau device lainya. Siswa dapat menggunakan buku ini dan mendapatkan informasinya secara langsung dengan menggunakan barcode.
Siswa dapat mendownload aplikasi dari “Jelajah Alam bersama Poe” dan dapat melihat panduannya di buku. Ketika siswa membuka aplikasi, siswa akan diarahkan ke denah dan siswa dapat memilih salah satu titik denah yang ingin dipelajari.
“Kita buka bendungan atau waduk ya dan langsung diarahkan ke kamera yang dapat diarahkan ke barcode yang ada di buku digital dan temen-temen bisa melihat ekosistem dari waduk. Kita bisa mengarahkan Poe bergerak, seperti ke ular dan temen-temen bisa mendapatkan informasi terkait jenis ular tersebut,” terang Niken.
Pop up book yang dikembangkan tersebut juga memiliki alur cerita, yakni berawal dari Poe yang terbangun dan berada di gurun pasir. Lalu siswa yang belajar dapat belajar berbagai ekosistem dengan berjelajah alam bersama Poe. Selain belajar, siswa juga secara tidak sadar membantu Poe kembali pulang ke rumah, yaitu ke kota.
“Jadi, kami mengangkat 10 ekosistem yang didalamnya memuat pembelajaran tentang rantai makanan, simbiosis, dan sejenisnya yang sudah disesuaikan dengan rancangan pembelajaran kurikulum sekolah oleh Kementerian Pendidikan,” tutup Niken.(nid)