Kanal24, Malang – Derasnya perubahan gaya hidup masyarakat modern membawa konsekuensi serius pada kesehatan tulang. Pola makan rendah kalsium, minimnya paparan sinar matahari, tingginya konsumsi makanan cepat saji, serta kurangnya aktivitas fisik membuat kasus osteoporosis meningkat setiap tahun. Ironisnya, penyakit yang dijuluki silent disease ini sering tidak disadari hingga muncul dampak fatal seperti patah tulang, perubahan postur tubuh, hingga penurunan kualitas hidup. Kondisi ini menuntut pelibatan aktif institusi kesehatan dan edukasi publik agar bahaya osteoporosis tidak lagi terlambat dikenali.
Menjawab tantangan tersebut, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat dalam rangka memperingati Hari Osteoporosis Sedunia yang digelar selama dua hari, 25ā26 Oktober 2025, di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang. Kegiatan ini menghadirkan dua pakar, yaitu dr. Mirza Zaka Pratama, M.Biomed., Sp.PD dan dr. Perdana Aditya Rahman, Sp.PD-KR, yang menyampaikan edukasi komprehensif mengenai pencegahan dan penanganan osteoporosis.
Pengmas ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kesadaran publik mengenai risiko, gejala, hingga langkah pengobatan. Materi inti yang disampaikan meliputi pemahaman tanda awal osteoporosis, seperti penurunan tinggi badan, postur membungkuk, atau nyeri kronis tulang dan punggung; identifikasi kelompok usia berisikoākhususnya wanita pascamenopause dan lansia di atas 65 tahun; hingga pemaparan strategi pengobatan dan pencegahan berbasis pola makan sehat, suplementasi kalsium dan vitamin D, serta pentingnya olahraga teratur.
Kegiatan ini berhasil menarik antusiasme sekitar 100 peserta dari beragam kalangan, mulai dari pasien poli, perawat, hingga sesama tenaga kesehatan di RSSA. Tingginya partisipasi mencerminkan kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan yang kredibel dan mudah dipahami.
“Kami berharap edukasi ini tidak hanya berhenti di telinga para pasien, tetapi juga dapat menjadi penyegaran ilmu bagi para dokter dan perawat agar dapat memberikan informasi dan pelayanan yang lebih maksimal kepada masyarakat,” ujar dr. Mirza Zaka Pratama.
Selain edukasi, kegiatan ini juga diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Melalui peningkatan literasi kesehatan dan pencegahan dini, FK UB berupaya menekan angka morbiditas osteoporosis dan memperkuat kapasitas masyarakat dalam menjaga kualitas hidup.
Pengabdian masyarakat ini diharapkan menjadi program berkelanjutan melalui kolaborasi antara akademisi, tenaga medis, dan komunitas agar masyarakat semakin siap menghadapi risiko osteoporosis sejak dini, bukan setelah menyebabkan keterbatasan gerak maupun kecacatan.(din)










