Kanal24, Malang – Selain sebagai bahan makanan, sea grapes atau yang lebih dikenal dengan anggur laut ternyata berpotensi menjadi bahan pangan fungsional. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya (UB) yang berkesempatan memaparkan penelitian tersebut di International Union of Nutritional Sciences (IUNS).
Tim yang terdiri dari 3 dosen dan 9 mahasiswa ini meneliti manfaat anggur laut yang dipanen dari perairan di Mantehage, Sulawesi Utara.
Perwakilan dari Tim FK UB, Pino Satria menjelaskan bahwa anggur laut banyak ditemukan di perairan Indonesia, namun masyarakat masih awam dan kemungkinan hanya masyarakat pesisir yang lebih mengenal anggur laut. Menurutnya, anggur laut memiliki bentuk seperti jeruk yang bagian kulitnya berwarna hijau.
“Rasanya manis kalau dikonsumsi secara langsung, tapi kalau diolah dan lebih baik lagi rasanya lain akan lebih mendapatkan efek gizinya ke tubuh kita,” ujar Pino.
Piko menerangkan bahwa penelitian ini dilakukan mulai dari awal tahun 2021 untuk diolah menjadi teh kombucha, yaitu teh fermentasi yang kaya akan antioksidan dan polifenol. Tentu saja jika anggur laut dimanfaatkan lebih lanjut akan lebih bagus.
“Kandungan dari anggur laut sendiri kaya akan antioksida dan dapat menjadi obat antikanker, sehingga bisa digunakan sebagai salah satu terapi untuk melawan sel kanker. Hal tersebut sudah dibuktikan melalui pengujian dengna menggunakan bantuan tikus putih atau mencit,” terangnya.
Selain sebagai bahan pangan fungsional, anggur laut bisa menjadi terapi melawan kanker karena anggur laut kaya antioksidan. Penelitian ini juga sudah diuji menggunakan mencit. Meski masih dalam tahap penelitian, tapi sudah ada artikel yang terbit di jurnal. Serta, sudah mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).
Hasil penelitian anggur laut telah diterbitkan pada Journal of Cell and Health Research (JCHR). Dalam jurnal ini, disebutkan bahwa adanya peningkatan kolesterol total, trigliserida dan HDL serta rendahnya LDL, yang berperan dalam proses karsinogenesis. Tim ini menyimpulkan, adanya penurunan tingkat LDL dan trigliserida serta peningkatan HDL setelah pemberian suplemen anggur laut.
“Dari penelitian ini, anggur laut berpotensi untuk menjadi pangan fungsional dalam melawan kanker payudara. Dan saat ini, penelitian anggur laut ini masih perlu pengembangan lebih lanjut,” ujar Piko.
Melalui penelitian ini, Piko bersama M. Yusuf dan dr. Happy Kurnia Permatasari, Ph.D berkesempatan untuk bicara di International Union of Nutritional Sciences (IUNS). Acara yang dihadiri oleh para akademisi dari berbagai bidang ini merupakan agenda internasional yang dilakukan setiap empat tahun sekali di Tokyo, Jepang.