Kanal24, Malang – Program Sekolah Rakyat tahun ajaran 2025–2026 resmi dimulai pada pertengahan Juli lalu. Meski sudah berjalan, sebagian masyarakat masih bingung membedakan konsep Sekolah Rakyat dengan sekolah negeri biasa.
Digagas pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Sekolah Rakyat dirancang sebagai alternatif pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Seluruh biaya ditanggung negara, mulai dari asrama, makan, seragam, hingga kebutuhan dasar.
Berbeda dengan sekolah negeri yang meskipun dibiayai pemerintah namun umumnya masih memiliki pungutan tertentu sesuai ketentuan masing-masing sekolah, Sekolah Rakyat benar-benar membebaskan murid dari semua biaya.
Baca juga:
Didepan Maba UB Menteri Wihaji Sebut Keluarga Harmonis Fondasi Indonesia Maju
Perbedaan Mendasar dengan Sekolah Biasa
Mengutip rilis CNN Indonesia (15/07/2025), berikut tujuh perbedaan utama antara Sekolah Rakyat dan sekolah biasa:
- Kurikulum dan Pendekatan Belajar
Sekolah Rakyat menggunakan Kurikulum Nasional namun menerapkan pendekatan personal dan fleksibel melalui sistem multi-entry dan multi-exit. Siswa dapat masuk kapan saja dan menyelesaikan pendidikan sesuai capaian belajar masing-masing.
Sekolah biasa mengikuti kalender akademik nasional, pendaftaran hanya di awal tahun ajaran, dan pembelajaran berlangsung seragam untuk semua siswa.
- Biaya dan Akses Pendidikan
Sekolah Rakyat memberikan pendidikan 100 persen gratis, termasuk asrama dan kebutuhan pokok.
Sekolah biasa umumnya hanya membebaskan sebagian biaya, sementara kebutuhan seperti seragam atau ekstrakurikuler masih ditanggung orang tua.
- Target Peserta Didik
Prioritas Sekolah Rakyat adalah anak dari keluarga termiskin (Desil 1 dan 2 DTSEN), termasuk anak jalanan dan yang tidak tercatat di data pendidikan formal.
Sekolah biasa terbuka untuk semua kalangan tanpa prioritas ekonomi tertentu, dengan seleksi berbasis prestasi atau zonasi.
- Fasilitas Pendidikan
Sekolah Rakyat berasrama dengan fasilitas lengkap seperti laboratorium, fasilitas olahraga, dan gedung serbaguna.
Fasilitas sekolah biasa bergantung pada anggaran dan bantuan yang tersedia, sehingga tidak selalu setara.
- Tujuan Pendidikan
Visi Sekolah Rakyat adalah mencetak agen perubahan dari keluarga miskin untuk memutus rantai kemiskinan.
Sekolah biasa lebih berfokus pada pencapaian akademik dan persiapan ke jenjang pendidikan berikutnya.
- Seleksi Siswa dan Guru
Seleksi Sekolah Rakyat meliputi verifikasi data ekonomi, tes akademik, psikotes, pemeriksaan kesehatan, dan tes IQ. Guru direkrut melalui BKN dan Kemendikdasmen.
Sekolah biasa umumnya hanya menerapkan seleksi akademik atau zonasi, sementara guru direkrut sesuai kebijakan sekolah atau pemerintah daerah.
- Pendanaan dan Pengelolaan
Sekolah Rakyat dikoordinasikan oleh Kementerian Sosial, dengan pendanaan sepenuhnya dari APBN.
Baca juga:
Dosen HI UB Hadiri “1000 Watermelon Flotilla” di Malaysia
Sekolah biasa dikelola oleh dinas pendidikan daerah atau yayasan swasta, dengan sumber dana dari pemerintah daerah, sumbangan, atau biaya pendidikan dari orang tua.
Program ini diharapkan menjadi pintu masuk pemerataan pendidikan sekaligus memperkuat pemberdayaan masyarakat dari kelompok ekonomi terbawah. Dengan fasilitas dan dukungan penuh negara, Sekolah Rakyat menjadi salah satu inovasi pendidikan yang dirancang untuk menjangkau mereka yang selama ini kesulitan mengakses sekolah formal. (han)