KANAL24, Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey, pesimistis angka pertumbuhan industri ritel nasional bisa melebihi capaian tahun lalu. Pasalnya berbagai kendala dan peristiwa nasional sempat membuat penjualan ritel drop.
Menurut dia, dua kejadian yang cukup besar dan memukul sektor ritel adalah peristiwa banjir di awal tahun 2020 dan juga wabah corona. Pada kasus banjir besar terutama di Jakarta pada malam tahun baru lalu membuat banyak mal berhenti beroperasi. Kemudian di akhir bulan Januari 2020 menyusul wabah corona di berbagai negara yang kemudian menular ke Indonesia.
“Agak turun, kalau tahun lalu kan skitar 8,5 – 9 persen (pertumbuhannya). Sekarang kita berharap bisa 8 persen pun bagus,” kata Roy saat di temui di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Dia menjelaskan dampak corona yang menjalar ke Indonesia juga dirasakan cukup dahsyat bagi sektor ritel. Menurutnya, sekitar 40.000 gerai sempat offline dari 600 anggota Aprindo. Secara otomatis penjualan dan omset juga menurun.
“Iya kita realistislah, karena tahun ini ada dua kejadian, banjir dan corona, tahun lalu 8,5 – 9 persen, jadi paling tahun ini mentok 8 persen pertumbuhannya,” pungkas Roy.(sdk)