Kanal24, Malang — Di tengah tantangan stagnasi hilirisasi riset dan lemahnya koneksi antara kampus dan industri, Universitas Brawijaya (UB) melalui Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains dan Teknologi (DIKST) menggelar Art and Coffee Festival (Artcofest) 2025 sebagai ruang temu antara peneliti, pelaku industri, dan komunitas kopi.
Festival yang digelar di Auditorium UB (3/11/2025) ini menjadi upaya kampus untuk menjembatani kesenjangan antara hasil riset dan kebutuhan industri, khususnya dalam sektor kopi yang menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia.
Artcofest menampilkan hasil inovasi berbasis riset, serta membuka ruang dialog tentang bagaimana riset dapat menjadi solusi konkret bagi peningkatan daya saing dan kesejahteraan masyarakat. Dalam forum ini, UB memperkuat ekosistem riset terapan yang relevan dengan kebutuhan industri dan berorientasi pada dampak ekonomi nyata.
Riset Harus Terkoneksi dengan Industri
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak., menegaskan bahwa arah kebijakan riset di UB saat ini difokuskan untuk menghasilkan inovasi yang benar-benar bisa dimanfaatkan industri dan masyarakat.
Menurutnya, riset yang tidak terkoneksi dengan dunia nyata berpotensi berhenti hanya sebagai laporan ilmiah tanpa nilai keberlanjutan.

“Riset yang dilakukan perguruan tinggi harus terkoneksi dengan industri. Kolaborasi antara akademia, industri, dan pemerintah mutlak diperlukan agar hasil riset bisa bertransformasi menjadi inovasi yang memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujar Prof. Unti.
Ia menjelaskan, Artcofest menjadi media strategis mempertemukan para peneliti dengan pelaku industri dalam skema kolaborasi yang produktif. Melalui pertemuan semacam ini, potensi kerja sama pengembangan produk dan hilirisasi inovasi dapat dibangun dengan dasar yang lebih kuat.
“Menghubungkan antara akademia dan industri bukan hal mudah. Dibutuhkan dialog berkelanjutan dan ketelatenan. UB akan terus menjaga komunikasi dengan industri dan pemerintah agar kolaborasi berjalan baik dan berkelanjutan,” tegasnya.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan
Prof. Unti menambahkan, sinergi riset dan industri bukan sekadar kebutuhan akademik, tetapi bagian dari strategi memperkuat perekonomian nasional.
Inovasi yang lahir dari hasil riset, kata dia, terbukti mampu meningkatkan efisiensi produksi, memperluas lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal maupun nasional.
“Kolaborasi antara akademia dan industri akan mendorong pertumbuhan industri yang lebih kuat, dan tentu berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dalam lima tahun ke depan, UB berkomitmen memperkuat tata kelola riset agar hasil penelitian tidak berhenti di laboratorium.
Setiap riset yang menghasilkan prototype diwajibkan memiliki keterhubungan dengan mitra industri, sehingga keberlanjutan inovasi dapat dijaga dan bernilai ekonomi bagi universitas serta masyarakat.
UB Dorong Riset Kopi Berkelanjutan
Sementara itu, Ketua Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UB, Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D., menyoroti pentingnya riset kopi sebagai sektor strategis yang beririsan langsung dengan kehidupan masyarakat pedesaan.
Menurutnya, industri kopi tidak hanya memiliki nilai ekonomi tinggi, tetapi juga berperan dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.
“Kopi merupakan bagian penting dari keanekaragaman hayati Indonesia dan melibatkan banyak masyarakat. UB berkomitmen mendorong riset dan pengabdian agar kopi Indonesia memiliki nilai tambah, memberdayakan petani, dan menjaga kelestarian agroekosistemnya,” jelasnya.
UB telah menyiapkan berbagai skema riset dan pengabdian yang memungkinkan para dosen dan mahasiswa terlibat aktif dalam pengembangan kopi dari hulu hingga hilir. Langkah ini diharapkan melahirkan model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan serta meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi nasional.(Din/Yor)










