Kanal24, Malang – Menjadi seorang atlet dan personal trainer adalah dua hal yang dijalani oleh Aisyah Amini di UB Sport Center Malang. Berasal dari keluarga yang mencintai olahraga, terutama seni bela diri, Aisyah Amini memulai perjalanannya sejak usia muda. Kecintaannya pada berbagai cabang olahraga, seperti renang, bulu tangkis, dan basket, tidak pernah sejalan dengan passion sejatinya. Namun, titik balik datang saat duduk di bangku SMA, ketika ia bertemu dengan pelatih Shorinji Kempo yang kemudian mengubah hidupnya.
Perkenalan dengan dunia bela diri dimulai secara tidak sengaja. Saat masih duduk di bangku SMA, Aisyah Amini bertemu dengan pelatih, Joko Listyono pada jam istirahat sekolah. Pelatih tersebut tertarik pada postur dan antusiasme Aisyah Amini ini, dan menawarkan kesempatan untuk bergabung dalam cabang olahraga tersebut. “Pada saat itu, saya belum tahu banyak tentang Shorinji Kempo, tapi saya merasa tertarik. Akhirnya saya mencoba dan langsung jatuh cinta dengan bela diri ini,” ujarnya.
Langkah awal karirnya dimulai pada tahun 2009, saat ia mengikuti Kejuaraan Provinsi di Bojonegoro. Tak disangka, pada pertandingan pertamanya di nomor Randori (pertarungan bebas) kelas 60 kg, ia berhasil meraih medali emas. Prestasi tersebut menjadi dorongan awal yang memperkuat keputusannya untuk serius di dunia olahraga, khususnya dalam seni bela diri Shorinji Kempo.
Salah satu pencapaian yang paling membanggakan bagi Aisyah Amini adalah meraih medali perak di Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024. Bertanding di nomor Randori putri kelas 65 kg ke atas, ajang ini menjadi sangat berarti baginya karena PON adalah kompetisi bergengsi empat tahunan yang memerlukan serangkaian seleksi ketat sebelum bisa ikut serta.
“PON adalah momen yang sangat spesial karena untuk sampai ke sana, saya harus melewati seleksi yang berat. Persaingan di PON juga sangat ketat, dan bisa membawa pulang medali perak adalah pencapaian besar yang selalu saya banggakan,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.
Tak ada jalan mulus dalam perjalanan seorang atlet, begitu juga yang dialami Aisyah Amini. Gagal dalam beberapa kesempatan tidak membuatnya menyerah. Baginya, kegagalan adalah pelajaran berharga. “Saya pernah gagal, tetapi setiap kali saya gagal, saya belajar dari kelemahan saya. Cara saya mengatasi kegagalan adalah dengan berlatih lebih keras dari sebelumnya, mempelajari lawan, dan tetap konsisten,” ujarnya.
Semangat pantang menyerah dan dedikasi yang tinggi terhadap latihan membuatnya terus berkembang dan semakin matang sebagai atlet.
Menjadi atlet bukan hanya soal kemampuan fisik, tetapi juga konsistensi dan dedikasi yang terus menerus. “Kunci utama untuk berkembang di dunia olahraga adalah latihan yang konsisten. Tidak ada jalan pintas, semua butuh kerja keras dan disiplin,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga mental yang kuat, terutama dalam menghadapi lawan dan tekanan di lapangan.
Sebagai personal trainer, Aisyah Amini membagikan pengalamannya kepada para klien di UB Sport Center Malang. Dengan menggabungkan teknik bela diri yang ia pelajari dan pengalamannya sebagai atlet, ia membantu orang lain mencapai target kebugaran mereka dengan pendekatan yang profesional.
Meskipun sudah banyak meraih prestasi, Aisyah Amini mengaku masih memiliki satu mimpi besar yang ingin dicapai, yaitu menjadi juara di ajang internasional. “Saya ingin membawa nama Indonesia ke kancah internasional, dan itu adalah target terbesar saya saat ini,” tegasnya. Untuk mencapai mimpi tersebut, ia bertekad untuk terus berlatih dan memperbaiki kemampuannya, agar bisa bersaing di level yang lebih tinggi.
Mengakhiri perbincangan, ia menyampaikan pesan inspiratif bagi semua orang yang sedang berjuang untuk mencapai impian mereka, “If there is a will, there is a way.” Baginya, kemauan yang kuat adalah kunci untuk mengatasi segala rintangan dan mencapai sukses, baik di dalam maupun di luar lapangan.(nid)