ATR/BPN Goes to Campus; Ajak UB Gencarkan Program Reforma Agraria
Kanal24, Malang – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggelar kegiatan Goes to Campus. Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Universitas Brawijaya dan dilaksanakan di Gedung Widyaloka UB yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen. Pada acara ini, ATR/BPN memotivasi dan memberi edukasi seputar pertanahan kepada para peserta. Selain itu, peserta juga diajak terlibat aktif dalam reforma agraria.
Acara yang mendapatkan antusiasme tinggi dari para peserta ini bertemakan “Penyelesaian Konflik dan Pertahanan Melalui Reforma Agraria yang Berkeadilan”. Wakil Menteri ATR/BPN, Raja Juli Antoni, PhD yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa reforma agraria dilakukan pemerintah sebagai respon untuk mengurai ketimpangan pemilikan, penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T).
“Salah satu masalah terbesar adalah bagaimana mengadministrasikan keadilan terhadap aset dan akses tanah. Jumlah tanah tetap sedangkan orang yang membutuhkan tanah bertambah. Itu di awal konflik terjadi,” uangkapnya.
Wamen Raja menyebutkan bahwa pemerintah mendata ada 12,5 juta kebutuhan tanah di Indonesia. Jika dirinci per tahunnya adalah 600 ribu orang yang butuh lahan dan rumah. Sedangkan pemerintah menghitung hanya mampu memfasilitasi 300 ribu.
Presiden Jokowi concern terhadap persoalan ini, sehingga memerintahkan ATR/BPN untuk gencar melakukan administrasi keadilan. Kata Raja, Jokowi punya perhatian besar pada persoalan masyarakat karena ia tumbuh besar dari kalangan keluarga sederhana.
“Beliau punya komitmen mencoba mengadministrasikan keadilan dalam bidang pertanahan. Gap kepemilikan tanah ini luar biasa. Ada yang punya banyak HGU, ada juga yang tidak punya sejengkal tanah,” ucapnya.
Untuk itu, Kementerian ATR/BPN melakukan program reforma agraria atau land reform. Reforma agraria menurut Raja adalah sebuah ide besar yang lama ada di dalam studi-studi maupun praktek pemerintahan di berbagai negara terutama Amerika Latin.
Rektor UB, Prof. Widodo, M.Si., Ph.D.Med.Sc melaporkan UB memiliki 72 ribu mahasiswa aktif yang tersebar di 18 fakultas. Edukasi tentang agraria kepada mahasiswa ini dinilai penting. Widodo membeberkan tantangan zaman ke depan semakin sulit. Ada beberapa masalah vital yang akan dihadapi bangsa ini, yakni pangan, kesehatan, lingkungan, dan energi.
“Dunia akan membutuhkan pangan. Masalah kesehatan juga. Masalah global warming lingkungan. Satu lagi, masalah energi. Itu masalah global yang akan dihadapi umat manusia dan sekarang kita sudah ke sana,” terang Prof. Widodo.
Indonesia bisa menghadapi tantangan tersebut jika memiliki konsep dan SDM yang bagus. Indonesia kaya raya dari energi, alam, air melimpah, sinar matahari, angin, dan lainnya.
“Dan pertanahan harus diatur biar tidak menjadi sumber bencana,” tegasnya.