Kanal24, Malang – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Raja Juli Antoni, PhD menyampaikan bahwa reforma agraria dilakukan pemerintah sebagai respon untuk mengurai ketimpangan pemilikan, penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T).
“Salah satu masalah terbesar adalah bagaimana mengadministrasikan keadilan terhadap aset dan akses tanah. Jumlah tanah tetap sedangkan orang yang membutuhkan tanah bertambah. Itu di awal konflik terjadi,” ungkapnya dalam acara ATR/BPN Goes to Campus, Rabu (19/10/2022).
Wamen Raja menyebutkan bahwa pemerintah mendata ada 12,5 juta kebutuhan tanah di Indonesia. Jika dirinci per tahunnya adalah 600 ribu orang yang butuh lahan dan rumah. Sedangkan pemerintah menghitung hanya mampu memfasilitasi 300 ribu.
Ia menyampaikan Presiden Jokowi concern terhadap persoalan ini, sehingga meminta ATR/BPN untuk gencar melakukan administrasi keadilan.
“Beliau punya komitmen mencoba mengadministrasikan keadilan dalam bidang pertanahan. Gap kepemilikan tanah ini luar biasa. Ada yang punya banyak HGU (Hak Guna Usaha), ada juga yang tidak punya sejengkal tanah,” ucapnya.
Untuk itu, Kementerian ATR/BPN melakukan program reforma agraria atau land reform. Reforma agraria menurut Raja adalah sebuah ide besar yang lama ada di dalam studi-studi maupun praktek pemerintahan di berbagai negara terutama Amerika Latin.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, M.Si., Ph.D.Med.Sc menjelaskan 72 ribu mahasiswa aktif di UB yang tersebar di 18 fakultas, penting memahami edukasi tentang agraria. Prof. Widodo membeberkan tantangan zaman ke depan semakin sulit diantaranya masalah vital dihadapi bangsa ini, yakni pangan, kesehatan, lingkungan, dan energi.
“Dunia akan membutuhkan pangan. Masalah kesehatan juga. Masalah global warming lingkungan. Satu lagi, masalah energi. Itu masalah global yang akan dihadapi umat manusia dan sekarang kita sudah ke sana,” Prof. Widodo mengungkapkan.
Indonesia bisa menghadapi tantangan tersebut jika memiliki konsep dan SDM yang bagus. Indonesia kaya raya dari energi, alam, air melimpah, sinar matahari, angin, dan lainnya.
“Dan pertanahan harus diatur biar tidak menjadi sumber bencana,” tegasnya.
ATR/BPN Goes to Campus ini merupakan kerjasama ATR/BPN dengan Universitas Brawijaya dan dilaksanakan di Gedung Widyaloka UB. Kegiatan yang mengusung tema “Penyelesaian Konflik dan Pertahanan Melalui Reforma Agraria yang Berkeadilan” ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen UB. ATR/BPN Goes to Campus menjadi wadah untuk memotivasi dan memberi edukasi seputar pertanahan dan mengajak civitas untuk terlibat aktif dalam reforma agraria.