Kanal24 – Gaya liburan ala backpacker kini menjadi pilihan favorit generasi muda yang ingin menjelajahi dunia dengan anggaran terbatas. Fleksibel, ekonomis, dan penuh petualangan, backpacking menawarkan pengalaman perjalanan yang otentik dan dekat dengan kehidupan lokal. Namun bagi traveler Muslim, tantangan untuk tetap menjalankan ibadah serta mematuhi prinsip-prinsip syariah sering kali menjadi hambatan tersendiri.
Menjawab kebutuhan tersebut, kini muncul tren baru bernama backpacking halal—konsep berwisata yang menggabungkan semangat petualangan dengan nilai-nilai Islam. Dengan memanfaatkan layanan seperti Hidayatur, para backpacker Muslim dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih tenang dan sesuai tuntunan syariah.
Baca juga:
Smartphone Finger, Ancaman Sehari-hari yang Tak Disadari
Berikut ini lima tips utama untuk melakukan backpacking halal yang nyaman dan tetap syar’i:
1. Pilih Destinasi Ramah Muslim
Langkah pertama dalam perencanaan backpacking halal adalah memilih negara atau kota tujuan yang ramah terhadap wisatawan Muslim. Negara-negara seperti Malaysia, Turki, dan Indonesia dikenal memiliki fasilitas umum yang mendukung ibadah, seperti masjid di area publik, serta banyak restoran bersertifikat halal.
Layanan seperti Hidayatur juga menyediakan daftar destinasi dengan informasi lengkap tentang ketersediaan makanan halal, akses ke tempat ibadah, dan komunitas Muslim lokal, sehingga wisatawan dapat merasa lebih tenang selama berkeliling.
2. Cari Penginapan Muslim-Friendly
Memilih penginapan yang mendukung aktivitas ibadah adalah hal penting. Saat ini, semakin banyak hotel dan hostel yang mengusung konsep akomodasi syariah, menyediakan perlengkapan salat seperti sajadah, Al-Qur’an, serta penunjuk arah kiblat di setiap kamar.
Beberapa penginapan juga menyediakan sarapan halal dan aturan yang memisahkan area laki-laki dan perempuan, memberi kenyamanan dan keamanan bagi tamu Muslim. Informasi ini bisa ditemukan melalui situs perjalanan atau platform khusus seperti HalalBooking.

3. Gunakan Aplikasi untuk Makanan Halal
Mencari makanan halal saat bepergian ke negara mayoritas non-Muslim bisa menjadi tantangan besar. Namun kini, teknologi hadir membantu. Aplikasi seperti Zabihah, HappyCow (untuk vegetarian yang bisa jadi alternatif), serta fitur panduan halal dari Hidayatur sangat berguna dalam menemukan restoran dan kafe yang aman dikonsumsi.
Beberapa aplikasi bahkan menyediakan ulasan dari sesama traveler Muslim, sehingga pengguna dapat memilih dengan lebih percaya diri berdasarkan pengalaman orang lain.
4. Bawa Peralatan Ibadah Portabel
Barang-barang seperti sajadah lipat, mukena, dan kompas kiblat menjadi peralatan wajib dalam tas para backpacker Muslim. Tak lupa, aplikasi pengingat adzan dan jadwal salat juga dapat membantu menjaga rutinitas ibadah tetap berjalan meski sedang berpindah dari satu kota ke kota lain.
Dengan persiapan ini, salat dapat dilakukan di tempat-tempat umum yang tenang seperti taman, stasiun, atau bahkan bandara.
5. Hormati Budaya Lokal
Menjaga sikap dan etika selama perjalanan merupakan bagian dari nilai Islam yang luhur. Traveler Muslim dianjurkan untuk berpakaian sopan, bersikap ramah, dan menjaga tutur kata di negara yang dikunjungi, baik itu negara Muslim maupun non-Muslim.
Tindakan ini tidak hanya mencerminkan akhlak Islam, tetapi juga membantu menciptakan hubungan positif dengan masyarakat lokal dan sesama wisatawan.
Baca juga:
Tiga Surga Tersembunyi Malang yang Memikat
Solusi Ramah Syariah dalam Dunia Perjalanan
Dengan meningkatnya kesadaran akan gaya hidup halal, tren backpacking halal diprediksi akan terus berkembang. Layanan seperti Hidayatur membuktikan bahwa menjalani petualangan dunia tidak harus mengorbankan nilai-nilai spiritual. Bahkan, melalui perjalanan inilah banyak backpacker Muslim justru merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta dan semakin bersyukur atas keanekaragaman dunia.
Backpacking halal bukan sekadar liburan hemat, tetapi juga cara baru untuk menjalani perjalanan yang penuh makna, spiritualitas, dan rasa syukur. Bagi para traveler Muslim, kini saatnya menjelajahi dunia tanpa melupakan kiblat hidup. (zid)