KANAL24, Malang – Perguruan Tinggi (PT) harus bisa mandiri untuk meningkatkan anggaran dananya demi kepentingan PT tersebut . Hal ini merupakan syarat PTBHMN (Perguruan Tinggi Berbadan Hukum Milik Negara).
Salah satu cara untuk menciptakan kemandirian tersebut dengan melalui pembentukan badan usaha di dalam PT. Pernyataan ini disampaikan oleh wakil rektor 3 UB Prof. Dr. Drs. Abdul Hakim., M.Si pada acara pembukaan Rapat Kerja Badan Usaha Universitas Brawijaya di Aston Inn Kota Batu, hari ini (25/7/2019).
“Brawijaya sudah membentuk badan usaha-badan usaha tersebut. Ada 5 badan usaha, yakni badan usaha akademik, non akademik, kesehatan, kepakaran, serta inkubator dan wirausaha. Ke lima ini, harus mampu meningkatkan perannya supaya dapat membantu penganggaran UB kedepannya,” jelas Abdul Hakim.
Rencana kedepan Brawijaya, menurut Abdul Hakim adalah UB ingin memiliki mall bawah tanah yang berlokasi di rektorat. Mall tersebut bisa diisi dengan kebutuhan-kebutuhan mahasiswa, terdapat kantin, dan parkir bawah tanah. Supaya, UB tidak kalah dengan ITB, IPB, dan kampus lain yang sudah lebih dulu melakukan hal tersebut.
“Nantinya, mahadiswa bisa beli kebutuhannya di kampusnya sendiri. Selain bisa membantu mahasiswa juga bisa meningkatkan income pendapatan kampus,” terangnya
“Saya ingin, pejabat-pejabat dan masyarakat di Malang, Jawa Timur dan sekitarnya kalau sakit bisa berobat di RS UB, tidak perlu keluar negeri. Kita patut mencontoh RS di Singapore yang dimiliki oleh Universitas yakni National University Hospital (NUH) tempat Ibu Ani dirawat. Itu standardnya sudah luar biasa, jadi kita harus bisa mencapai standard tersebut,” lanjut dosen FIA UB tersebut.
Selain kemandirian dapat mendukung anggaran dana UB, hal ini juga dapat menunjang pemeringkatan UB baik di tingkat nasional maupun internasional. Abdul Hakim berharap semoga dengan adanya raker ini bisa membantu memetakan hambatan-hambatan apa saja yang dialami badan usaha. (meg).