Oleh : Martina Mulia Dewi
Lagi-lagi, situasi ini bukanlah perkara mudah yang dapat diselesaikan bersama. Setiap hari informasi dan segala macam berita beredar membahas tentang corona virus 2019 (covid-19). Mungkin sudah mulai bosan dan resah karena belum ada tanda-tanda yang jelas kapan berakhirnya.
Situasi ramadhan pun kali ini menjadi sedikit berbeda. Semua aspek terkena dampaknya.
Lantas, Bagaimana sustainability dari sebuah bisnis menghadapi situasi ini?
Dalam forum diskusi yang diadakan oleh MITI KM (Mahasiswa Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Klaster Mahasiswa) pada minggu lalu, 17 April 2020, bersama dengan Wahyu Rismawan, Co-Founder Yaumi Indonesia dan juga sebagai Product Manager iGrow, dunia bisnis juga mengalami impact negative dan positif terkait dampak covid-19 ini.
“Pasti situasi ini juga akan merubah landscape bisnis di dunia, khususnya di Indonesia. Banyak yang nanti akan berubah. Karena kondisi market itu sekarang benar-benar dipusatkan pada corona” penjelasan Wahyu Rismawan menyikapi kondisi sekarang ini.
Wahyu juga menambahkan bahwa bisnis travel, hotel, transportasi, dan fashion mengalami situasi yang buruk saat ini. Sebaliknya, healthcare, telecom, dan penyedia content, dan agri-tech justru mengalami peningkatan. Ketakutan yang dihadapi oleh konsumen dalam hal ini masyarakat Indonesia tentu sangat mempengaruhi eksistensi dari para pelaku bisnis.
Sekarang, mari kita lihat kenapa keempat bisnis ini sekarang menjadi naik daun dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu ini. Di bidang kesehatan, tentu ini merupakan garda terdepan dalam penanganan kasus covid-19. Ketersediaan APD, masker, yang besar-besaran diproduksi untuk memenuhi kebutuhan para tenaga medis. Di sini, jika orang pintar mengambil peluang, akan menjadi ladang bisnis baru baginya.
Selain membantu sesama, juga bisa mendatangkan uang. Kita senang, semua orang juga senang. Sedangkan perusahaan telekomunikasi tentu dengan serba digital era orang jadi semakin konsumtif pada penggunaan internet. Jika tak mampu menyediakan apa yang diinginkan konsumen, maka akan timbul masalah baru.
Selanjutnya adalah penyedia content atau content creator yang menyediakan segala informasi, dan yang paling penting sekarang ini adalah agar masyarakat Indonesia semakin melek informasi tentang berita terupdate corona, bagaimana penanganan dan pencegahannya, tentu ini akan sangat membantu dalam pengurangan angka penularan virus ini. Dan yang terakhir adalah agri-tech, seperti iGrow dan Tanijoy, Tanihub, Crowde, dan lain sebagainya, ini adalah situasi yang menguntungkan untuk mereka.
Kenapa? Ya pada dasarnya setiap orang akan selalu butuh makan untuk bertahan hidup. Karena ini merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Meskipun tidak sepenuhnya menguntungkan. Selain pada penyediaan produk sayuran, kan mereka juga ada crowdfunding yang dalam hal ini adalah kegiatan pendanaan dengan investor dan petani.
Situasi sekarang ini membuat orang lebih memilih untuk memegang uang cash dari pada berinvestasi. Maka bisa saja startup ini mengalami sedikit guncangan di awal dan melakukan penyesuaian. Pada 2019 lalu, Co Founder dan CEO Tanijoy, Muhammad Nanda Putra, dalam sebuah wawancara dengan detikfinance mengatakan bahwa rata-rata dana yang dikelola per bulan adalah sekitar Rp1.000.000.000,00 atau Rp 1M. Bagaimana tidak, bisnis ini begitu menjanjikan untuk terus dikembangkan. Terlebih dengan peluang kali ini.
Namanya startup, di mana ini adalah bisnis rintisan, yang masih melihat pasar dan menentukan market placenya ke mana tentu harus bisa membaca peluang dalam segala kondisi. Sustainability dari sebuah startup tentu bergantung pada sejauh mana konsumen itu membutuhkan produk mereka.
Maka caranya untuk bertahan, startup harus bisa mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi, misalnya sekarang ini. Peristiwa covid-19 ini merupakan fenomena baru yang harus dihadapi. Jika tidak mampu bertahan, maka bukanlah hal yang mustahil startup itu gulung tikar. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, juga sangat mendukung keterlibatan startup dalam untuk memenuhi kebutuhan pangan selama penanganan wabah melalui keterangan tertulis bersama dengan Tanihub Group pada Selasa, 14 April 2020 lalu. Maka pada momentum seperti ini, setiap elemen termasuk para pelaku bisnis harus bisa menyusun strategi agar usahanya tetap mempertahankan eksistensinya.
Semoga situasi segera membaik, untuk perekonomian Indonesia yang lebih baik tentunya. Dan Seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati bulan suci ramadhan dengan tenang dan perasaan gembira.
Penulis : Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya