KANAL24, Semarang – Pandemi covid-19 tidak menyurutkan niat para seniman untuk berkreasi dan berekspresi. Beberapa seniman Tanah Air justru makin intens menciptakan konten maupun menggelar live streaming melalui media sosial.
Hal ini menginspirasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk melakukan hal serupa. Menggandeng para seniman di Jawa Tengah, Ganjar mengadakan Panggung Kahanan Mositifi Covid-19, Senin(4/5/2020), di lapangan basket di Rumah Dinas Gubernur Jateng.
Beberapa seniman unjuk kemampuan di pertunjukan perdana ini. Mereka ialah Konde, perupa asal Semarang; Paradoks, kelompok musikalisasi puisi dari Kendal, Kelompok Tari dari Semarang; Ahmad Khairuddin alias Adin dari Gerobak Hysteria; dan stand up komedian, Ipin.
Setiap Senin, Rabu, dan Jumat selama ramadan, Ganjar mempersilakan para seniman lokal untuk berekspresi di panggung tersebut. Kemudian, aksi para seniman akan disiarkan secara langsung di media sosial dan Youtube channel milik Ganjar.
Ganjar mengatakan, digelarnya acara itu bertujuan untuk memberikan ruang pertunjukan alternatif agar para seniman dapat tetap berkreasi, tidak pernah patah hati dan tidak patah semangat selama pandemi masih berlangsung.
Sebelumnya, dia mendapat banyak aduan dari seniman yang tidak bisa manggung karena pemerintah melarang segala bentuk kerumunan massa untuk mencegah persebaran covid-19.
“Awalnya saya ngobrol dengan para seniman, saya berpikir bagaimana nasib kawan-kawan? Ya sudah manggung saja, kita pentas live streaming. Nanti tempatnya di lapangan basket rumah dinas,” kata Ganjar.
Untuk yang sedang nonton di rumah, kata Ganjar, juga tidak boleh mati langkah atau mati gaya. Karya, inovasi dan kreasi itu harus ditunjukkan ke seluruh medium yang ada.
“Dengan cara itu, semua orang bisa meniru cara kawan-kawan seniman yang mencoba untuk bertahan dan menghibur. Malah teman-teman artis nasional pengen diundang. Kayaknya sekali-kali bisa berkolaborasi agar menyemangati teman-teman untuk tetap berkarya,” katanya
Adin mengatakan, di tengah pandemi ini semua orang dipaksa mengubah perilaku dari manual ke digital. Jika revolusi 4.0 adalah migrasi dari manual ke digital, pandemi mempercepat itu.
Jika dahulu para seniman memfokuskan perhatian pada perburuan festival, kini mereka ditantang untuk kreatif dalam menciptakan konten dan menyiasati kondisi.
“Beberapa waktu lalu beberapa seniman lain telah menggelar pertunjukan online. Hari ini Mas Ganjar memberikan ruang agar kita bereksperimen menggunakan media sosial untuk membikin sesuatu. Kita mendapatkan tantangan estetika itu seperti apa? Ada percepatan yang mesti kita atasi. Yang paling penting, kita tidak menyerah terhadap keadaan,” kata Adin. (sdk)