KANAL24, Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana memberlakukan penyesuaian waktu pre-closing perdagangan di Bursa serta melakukan penutupan kode broker pada 6 Desember 2021.
Menurut Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy, Bursa akan menambahkan fitur Indicative Equilibrium Price (IEP), Indicative Equilibrium Volume (IEV) dan random closing.
Irvan menyebutkan, penambahan fitur-fitur tersebut bertujuan untuk menciptakan pembentukan harga penutupan yang lebih wajar, mencegah pergerakan harga yang tajam di saat penutupan, meredam terjadinya manipulasi harga penutupan dan untuk meningkatkan transparansi pembentukan harga penutupan.
BEI juga akan memperpanjang waktu perdagangan di pasar negosiasi selama 15 menit, setelah penutupan pasar reguler tutup. Sehingga, waktu perdagangan yang awalnya berlangsung pada 13.30-15.15 berubah menjadi 13.30-15.30 waktu JATS .
Selain itu, Bursa akan menghapus informasi real time kode broker dan domisili investor, agar bisa memberikan perlindungan kepada investor dari praktik herding behavior. Penutupan kode broker akan dilakukan pada 6 Desember 2021 dan disusul dengan penutupan informasi domisili pada enam bulan setelah kebijakan kode broker.
Kepala Divisi Inkubasi Bisnis BEI, Irmawati Amran menambahkan, penutupan kode broker hanya akan dilakukan selama jam perdagangan saham. Data-data transaksi secara lengkap tetap dapat diakses pada akhir hari atau setelah penutupan perdagangan saham sesi kedua di sore hari.
“Tujuannya agar investor tidak melakukan investasi berdasarkan transaksi yang dilakukan oleh Anggota Bursa lain atau herding behaviour. Di saham itu tetap kita bisa lihat berapa transaksinya, tetapi Anggota Bursa-nya saja yang tidak bisa kita lihat,” papar Irma.
Selain penutupan kode broker, Bursa juga akan menerapkan penutupan informasi domisili (asing atau domestik) yang akan diterapkan enam bulan setelah penerapan penutupan kode broker.
Penutupan kode broker dan informasi ditujukan untuk meningkatkan tata kelola pasar dengan mengurangi herding behaviour dan mengurangi kebutuhan bandwidth data yang menyebabkan keterlambatan dalam aktivitas perdagangan dikarenakan meningkatnya frekuensi transaksi.(sdk)