KANAL24, Malang – Sebagai bagian dari kerjasama Universitas Brawijaya dengan Adelaide University Australia, pada hari Selasa (11/7) rombongan mahasiswa dan dosen kedua universitas mengunjungi Kampung Heritage Kayutangan. Kedatangan mereka sendiri adalah dalam rangka mempelajari tentang preservasi lingkungan dan kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat Kayutangan sebagai bagian dari kajian tema utama kerjasama kedua universitas, “Psychology in Global Issue”.
Dalam kunjungan ini, rombongan kedua universitas diajak untuk melihat-lihat kondisi lingkungan dan budaya di Kampung Heritage Kayutangan. Mereka diajak untuk melihat proses pengolahan sampah, mitigasi bencana, serta melihat dampak lingkungan dan sosial masyarakat karena munculnya Kayutangan sebagai salah satu destinasi wisata budaya dan sejarah di Kota Malang.
Kunjungan kali ini meliputi susur kampung, dimana tim Pokdarwis menjelaskan tentang sejarah, potensi, dan cerita dibalik Kampung Heritage Kayutangan kepada rombongan sambil menyusuri wilayah kampung. Selain itu, rombongan juga diberikan hidangan selamat datang yang terdiri dari jajanan dan minuman tradisional khas daerah. Ada juga sesi bermain bersama dimana rombongan diajak memainkan permainan bakiak raksasa. Rombongan kemudian juga diajak untuk melihat proses setrika menggunakan setrika arang alias setrika ayam jago, sebelum akhirnya berkumpul di balai RW untuk mengadakan sesi sharing bersama dan makan siang.
Ketika diwawancarai di balai RW 9 Kampung Heritage Kayutangan, Mila Kurniawati ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Heritage Kayutangan menuturkan bahwa rangkaian acara ini sendiri adalah bagian dari paket wisata edukasi dari Kampung Heritage Kayutangan yang dikemas secara khusus sesuai dengan tema yang diangkat oleh Universitas Brawijaya dan Adelaide University. Menurutnya, rangkaian acara wisata edukasi ini sudah disiapkan sejak jauh hari melalui proses reservasi yang dilakukan oleh pihak panitia yang kemudian diproses oleh Pokdarwis Kayutangan sehingga rangkaian acara ini menjadi lebih tepat sasaran dan sesuai dengan tema yang ingin disampaikan. Mila juga menuturkan bahwa selama rangkaian acara, rombongan terlihat sangat antusias mengikuti seluruh proses wisata edukasi.
“Mereka sungguh antusias karena memang kan tidak pernah menyaksikanitu, dan di Kayutangan itu kita menggali dan memperkenalkan (budaya) itu”, ujarnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Asha, salah satu peserta rombongan dari Adelaide University. Ia mengaku telah belajar Bahasa Indonesia selama beberapa waktu bersama dengan studinya di Jurusan Psikologi, sehingga ia merasa tertarik dan bersemangat untuk datang ke Indonesia dan bisa berdiskusi dengan teman-temannya di Universitas Brawijaya secara lintas budaya. Asha juga merasa kagum terhadap masyarakat Kayutangan yang bisa menjaga situs bangunan bersejarah untuk waktu yang cukup lama, dan berharap agar di masa depan hal ini bisa terus berlanjut.
Terakhir, Asha juga mengungkapkan keinginannya untuk bisa datang kembali ke Indonesia suatu saat nanti., (suf)